• Wednesday, 10 April 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Surahman Ana dan Dhimas Saputra

Dalam upaya mempererat kerukunan dalam lingkungan yang beragam, penting untuk mendorong sikap toleransi di antara individu maupun kelompok. Dengan mempraktikkan tindakan-tindakan yang mendukung toleransi, bukan hanya tercipta kerukunan, tetapi juga meningkatkan kebersamaan dan rasa kekeluargaan.

Dusun Thekelan, yang terletak di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, menjadi contoh nyata implementasi nilai-nilai toleransi di tengah keberagaman agama yang dianut oleh warganya, seperti Buddha, Islam, Kristen, dan Katolik. Mereka tidak hanya hidup berdampingan tanpa mengganggu satu sama lain, tetapi juga aktif memperkuat toleransi di lingkungan mereka.

Salah satu aksi yang paling mencolok adalah saat perayaan hari besar keagamaan. Pada Rabu (10/4/2024), saat umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri, warga dari umat Buddha, Kristen, dan Katolik dengan sukacita membanjiri pelataran masjid setelah sholat Idul Fitri, untuk mengucapkan selamat dan saling memaafkan.

Suparmin, seorang tokoh umat Buddha di Dusun Thekelan, menyatakan kebahagiaannya atas pencapaian umat Islam dalam menyelesaikan puasa. Ia berharap tradisi saling mengucapkan selamat ini akan memperkuat kerukunan antar warga.

“Pada kesempatan ini, kami semua umat Buddha ikut berbahagia dikarenakan saudara umat Islam sampai pada saat kemenangannya, setelah selama satu bulan melaksanakan puasa. Di sini, saya atas nama pribadi, juga keluarga besar umat Buddha Thekelan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1445 H kepada semua warga umat Islam di Dusun Thekelan. Semoga ini bisa menjadi sarana silatuhrahmi, serta menjaga kerukunan dan toleransi umat beragama di Dusun Thekelan untuk selamanya,” ujar Suparmin.

Tradisi ini bukanlah hal baru di Dusun Thekelan, telah berlangsung selama puluhan tahun. Baik saat perayaan Waisak, Natal, atau Idul Fitri, umat agama lain senantiasa menyambut dengan hangat dan penuh kegembiraan.

Menurut Kepala Dusun Thekelan, Supriyo, kegiatan ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga momentum untuk introspeksi diri dan mengembangkan sikap tidak egois, terutama dalam konteks keagamaan. Dia mengapresiasi kekompakan warga dalam melestarikan tradisi toleransi ini serta merasa terhormat atas partisipasi mereka.

“Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada segenap masyarakat umat beragama di Dusun Thekelan, dimana dalam kesempatan ini turut “Nyengkuyung”, dengan mengucapkan hari besar umat Islam. Tradisi ini harus tetap dilestarikan supaya dalam kehidupan bermasyarakat tercipta situasi damai dan tentram,” kata Supriyo.

Acara dimulai dengan warga membentuk barisan di depan masjid, membagi dua jalanan untuk laki-laki dan perempuan. Secara beriringan, umat Buddha, Kristen, dan Katolik berjalan sambil menyalami dan memberikan ucapan kepad umat Islam.

Pemandangan ini tidak hanya menciptakan suasana kebahagiaan yang mendalam di antara warga, tetapi juga menunjukkan kekuatan rasa kekeluargaan di tengah keberagaman. Bahkan, ada yang terharu sampai meneteskan air mata saat saling bersalaman.

Keberhasilan dan keberlanjutan tradisi ini menjadi cerminan dari komitmen bersama untuk memelihara kerukunan dan toleransi di Dusun Thekelan. Semoga kegiatan seperti ini terus berlangsung dan memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk mengadopsi nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *