Ngasiran | Sunday, 10 September 2017 9.27 AM Culture
Foto Ngasiran
Situs candi Buddha ini mungkin cukup asing bagi kita terutama umat Buddha yaitu situs Candi Bogang. Situs Candi Bogang terletak di Jalan Raya Wonosobo-Banjarnegara KM 5,5, Desa Candi Bogang, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Meski menyandang nama candi, namun tidak banyak jejak candi layaknya Stupa Mandala Borobudur atau candi lainnya. Nama candi yang disandang situs ini diambil dari nama desa yang menjadi lokasi Candi Bogang. Sebelum situs ini ditemukan, desa ini sudah bernama Candi Bogang.
Seperti yang disebutkan dalam hasil ekskavasi Candi Bogang, penemuan berawal dari temuan kepala Arca Buddha pada (23/2) 1982. Situs ditemukan seorang pekerja bangunan yang hendak membangun pondasi. Ketika pertama kali ditemukan, terdapat empat bagian patung Buddha. Dua bagian patung telah dipindahkan ke Museum Karmawibangga di kawasan Stupa Mandala Borobudur karena faktor keamanan. Ada pun dua bagian lainnya, dapat dijumpai pengunjung di Candi Bogang.
Menurut Muslim, penjaga Situs Candi Bogang, dua patung yang masih terdapat di situs candi pernah diangkat dengan katrol untuk dipindahkan, namun usaha itu gagal, dan hingga kini dua arca tersebut yang berukuran cukup besar tersebut masih tergeletak di situs candi. Arca yang satu masih tergeletak dalam galian sedalam satu meter di dalam tanah, sementara yang satu sudah diangkat dan diletakkan di sebuah bangunan yang berbentuk joglo.
Meskipun sudah ditetapkan sebagai situs peninggalan purbakala, situs candi ini cukup memprihatinkan, patung Buddha yang masih di dalam galian hanya ditutup dengan seng sebagai pelindung dari terik matahari dan hujan, dan kedua patung terlihat tanpa kepala. Diperkirakan, bila empat bagian arca ini disatukan, akan membentuk arca Buddha sebesar arca Buddha yang ada di Candi Mendut.
Hingga saat ini tidak banyak penjelasan mengenai Candi Bogang, dalam bukunya Jaques Dumarcay “Candi Sewu dan sejarah di sekitarnya” menyebutkan bahwa Candi Bogang adalah candi yang tidak dilanjutkan pembangunannya, karena fungsinya digantikan oleh Candi Mendut.
Setelah melalui proses selama 9 tahun, BuddhaZine kini telah berpayung hukum dengan naungan Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara. Kami berkantor di Dusun Krecek, Temanggung. Dengan yayasan ini kami berharap bisa mengembangkan Buddhadharma bersama Anda dan segenap masyarakat dusun.
Kami meyakini bahwa salah satu pondasi Buddhadharma terletak di masyarakat yang menjadikan nilai-nilai ajaran Buddha dan kearifan budaya sebagai elemen kehidupan.
Anda dapat bergabung bersama kami dengan berdana di:
Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara
Bank Mandiri
185-00-0160-236-3
KCP Temanggung