• Monday, 18 November 2019
  • Sunyaloka
  • 0

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, para monastik, dan sekitar tiga ribu umat Buddha pada Minggu 17 November 2019 menghadiri pemberkahan pasca renovasi gedung Wihara Ekayana Arama. Acara pemberkahan wihara yang terletak di Duri Kepa, Jakarta Barat, merupakan bentuk terima kasih dan apresiasi kepada seluruh umat dan simpatisan yang telah bergotong royong memberikan sumbangsih bagi perbaikan sebagian bangunan yang terbakar pada 4 Agustus 2019 silam.

Selama tiga bulan setelah musibah kebakaran, para monastik di bawah kepemimpinan Bhante Aryamaitri berusaha mengembalikan kondisi gedung seperti sedia kala. Dengan didukung panitia pembangunan dan gotong royong umat, bagian gedung yang terkena dampak api kini sudah rampung direnovasi dan bangunan pun tampak lebih indah dan megah. Semua ini tidak lepas dari adanya perhatian yang besar dari pemerintah yang mengharapkan agar fungsi sebagai tempat umat Buddha belajar dan berpraktik Dharma dapat segera berjalan normal.

Acara pemberkahan diawali dengan 108 persembahan kepada Para Buddha dan Bodhisattwa, sebagai ungkapan sujud, syukur, dan kasih atas segala kebaikan yang telah menyertai seluruh umat. Dalam kata sambutannya, Kepala Wihara Ekayana Arama, Bhante Aryamaitri, menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada panitia pembangunan, para umat, dan pemerintah yang telah memberikan dukungan sehingga bangunan dapat diperbaiki dalam waktu singkat.

Mewakili pemerintah, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Caliadi, dalam kata sambutannya mendorong monastik dan pengurus Wihara Ekayana Arama untuk meningkatkan peran wihara melalui perbaikan manajemen wihara, memperluas kegiatan dan program kerja, serta memaksimalkan potensi umat Buddha, sehingga dapat terus berperan aktif memberikan kontribusi dan mendukung program-program pemerintah, yang paling utama adalah menjaga iklim sejuk kerukunan dalam kehidupan beragama.

Wihara Ekayana Arama adalah wihara dengan semangat non-sektarian, para umat dapat mempelajari ajaran Buddha dari ketiga tradisi, yaitu Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Oleh karena itu, pemberkahan dalam acara ini juga dilakukan dengan tiga tradisi. Di samping Ketua Umum Sangha Agung Indonesia, Bhante Khemacaro, tampak hadir dalam pemberkahan ini Ketua Umum Sangha Mahayana Indonesia, Bhante Kusalasasana, Nayaka Sangha Theravada Sangha Agung Indonesia, Bhante Nyanasuryanadi, dan tamu kehormatan dari tradisi Vajrayana yaitu Thaye Dorje, H.H. 17th Gyalwa Karmapa.

Gyalwa Karmapa dalam pembabaran Dharmanya menyampaikan, “Ada banyak praktik Buddhadharma di berbagai belahan dunia. Esensi dari Buddhadharma adalah Dharma yang dapat dipraktikkan dalam sehari-hari, salah satu bentuk mempraktikkan Dharma itu adalah bakti, tanpa bakti penerapan Dharma menjadi kurang mendalam.”

Dalam sesi ceramahnya, Karmapa mengungkapkan kebahagiaannya saat melihat berbagai aliran di dalam Buddhadharma dapat berkumpul dan berdoa bersama-sama, meskipun dari berbagai latar tradisi yang berbeda.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *