Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid melakukan buka bersama masyarakat Temanggung, Jawa Tengah. Buka puasa bersama yang digelar di Masjid Roudlotul Jannah, Dusun Kuncen Desa Badran, Kecamatan Kranggan ini diselenggarakan oleh Jaringan Gusdurian bersama masyarakat lintas agama.
Acara yang digelar pada Sabtu (5/6) ini dimulai dengan pertujukan seni rakyat lokal Dusun Kuncen, Topeng Ireng dan Barongsai dari pemuda Buddhis Temanggung. Tari Gambyong dari pemuda Buddhis pun turut menyambut istri mendiang KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), mantan presiden Indonesia ke-4 ini.
Buka puasa bersama masyarakat lintas agama seperti ini, menurut Sinta Nuriyah, sangat penting dilaksanakan untuk menyebarkan benih-benih toleransi. Kegiatan seperti ini sudah dilakukan sejak 17 tahun yang lalu sejak mendampingi Gus Dur di Istana Negara. Kala itu acaranya bukan buka bersama, melainkan sahur bersama buruh bangunan, nelayan, buruh tani, anak jalanan, dan kaum tertindas/kaum marjinal.
“Jadi, kalau bulan puasa saya biasanya buka puasa bersama mbok-mbok bakul, tukang ojek, pemulung, pengamen, penderes gula, penambang pasir, petani, nelayan dan sebagainya yang masih banyak saudara-saudara kita yang terpinggirkan,” ujar Sinta Nuriyah.
Terkait dengan kondisi bangsa belakangan ini, Sinta Nuriyah mengaku prihatin dengan banyaknya tindak kekerasan, intoleransi, hingga radikalisme yang sudah mulai merambah ke anak-anak. Oleh karena itu, ia meminta agar pelajaran yang menyangkut kebangsaan, toleransi dan kerukunan dikembalikan ke sekolah-sekolah dan juga dimulai dari keluarga.
“Sudah saatnya pelajaran moral, toleransi dan kerukunan dikembalikan ke sekolah dan keluarga agar anak-anak kembali belajar tentang nilai-nilai itu. Kenaapa keluarga juga penting? Karena keluarga mempunyai peranan yang penting dalam mendidik dan membentuk karakter anak,” ujarnya.
Sementara itu Kapolres Temanggung AKBP Maesa Soegriwa menyampaikan, kegiatan buka bersama masyarakat lintas agama seperti ini efektif untuk menangkal paham-paham terorisme dan radikalisme, “Minggu-minggu ini sangat booming sekali radikalisme dan terorisme di Inggris, Kampung Melayu. Dengan kegiatan seperti ini mudah-mudahan dapat menangkal semua dan menjaga Indonesia umumnya, dan masyarakat Temanggung khususnya.”
“Mohon kepada Ibu-ibu untuk menjaga anaknya jangan sampai terdoktrin, adek-adek tidak usah kebanyakan disuruh les dan belajar terus, kasihan mereka. Sekarang medsos sudah sangat canggih, anak Anda duduk di depan media sosial bisa terdoktrin.
“Jadi saran saya, seperti yang sudah saya lakukan, anak saya suruh mengikuti kegiatan-kegiatan positif seperti main badminton, tenis, pramuka, paskibra agar bersosialisasi. Les boleh tapi juga harus diselingi dengan kegiatan-kegiatan olahraga yang positif. Memang pinter kalau disuruh les terus, tapi nanti gampang terdoktrin kalau tidak bersosialisasi,” pesan Kapolres.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara