• Friday, 22 April 2016
  • Ngasiran
  • 0

Setelah lama tidak mengadakan kegiatan bersama, Pemuda Buddhis Temanggung akhirnya kembali menggelar acara bersama. Mati surinya organisasi kepemudaan Buddhis Temanggung, membuat pemuda Buddhis kehilangan ruang untuk melakukan aktivitas keagamaan. Padahal maju tidaknya agama Buddha di Temanggung terletak di pundak generasi mudanya.

Mengambil momentum “kebangkitan” kembali agama Buddha Temanggung, yang jatuh pada tanggal 1 Juni yang bertepatan dengan peresmian Vihara Loka Dhamma Santi, Dusun Pendem, Desa Tlogowungu, Kecamatan Kaloran dan Deklarasi Kebangkitan Agama Buddha di Temanggung, Pemuda Buddhis Temanggung mengadakan berbagai rangkaian kegiatan.

Safari vihara atau safari Waisak merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang sudah dilaksanakan mulai hari Minggu (17/4). Setelah lama tidak melakukan kegiatan bersama, tidak mudah untuk mengajak pemuda Buddhis berkumpul. Safari vihara ini menjadi salah satu strategi untuk mengajak pemuda Buddhis dari berbagai vihara dengan melakukan kunjungan dari vihara ke vihara.

Safari vihara yang dilaksanakan pada hari Minggu itu misalnya, pemuda dari berbagai vihara diajak berkumpul di Vihara Dharma Surya, Dusun Janggleng. Setelah diskusi dan menentukan vihara yang harus dikunjungi, para peserta safari yang berjumlah lebih dari 100 pemuda dibagi menjadi dua untuk mengunjungi Vihara Dhamma Sagara, Dusun Larangan Jayan dan Vihara Meta Karuna, Dusun Kandangan, Desa Tempuran.

Vihara Metta Karuna dipilih karena jarang digunakan untuk kegiatan bersama, terutama kegiatan anak muda. Sementara Vihara Dhamma Sagara dipilih karena banyak pemuda Buddhisnya namun tiap kali kegiatan yang hadir hanya satu orang.

Dalam safari vihara, para pemuda melakukan berbagai kegiatan, seperti kerja bakti membersihkan vihara, mengenal lebih dekat vihara yang dikunjungi, mengajak para pemuda untuk ikut kegiatan bersama, sampai sharing pengalaman mengikuti kegiatan Buddhis.

Di Vihara Dhamma Sagara misalnya, Suryono (pemuda Vihara Dhamma Sagara) adalah satu-satunya pemuda yang aktif dalam kegiatan Buddhis menyatakan, ia mau mengikuti berbagai kegiatan Buddhis karena termotivasi setelah mengikuti pabajja samanera sementara. “Selama ini saya selalu mengajak anak-anak muda di sini, namun mungkin karena saya tidak pandai berkomunikasi jadi sampai sekarang mereka masih belum mau ikut. Saya berharap setelah kedatangan teman-teman ke sini bisa memberi motivasi sehingga mereka ikut aktif dalam kegiatan pemuda Buddhis,” ujarnya.

Selain itu, Saryanto yang merupakan Dhammaduta Temanggung, yang saat ini juga menjadi Abdi Desa Ehipassiko, menceritakan bagaimana awalnya dia belajar menjadi Dhammaduta, “Saya mengikuti kegiatan Buddhis itu sejak SMP, saat itu belum ada motor. Ada cerita menarik, setelah saya mengikuti kursus Dhammaduta, saya mendapat tugas untuk ceramah Dhamma di Dusun Gemulung. Itu dilaksanakan malam hari, dan saya harus jalan kaki (lebih dari 10 kilometer, melalui ladang tegalan). Saya harus pulang sendiri setelah ceramah, kira-kira jam 2 malam saya baru sampai rumah, padahal banyak cerita horor di jalan. Tapi karena semangat saya dalam belajar Buddha Dhamma, ya asyik aja.”

Kegiatan safari vihara ini akan dilaksanakan setiap satu minggu sekali sampai tanggal 8 Mei 2016. Selain safari vihara, juga akan dilaksanaan berbagai kegiatan lainya, seperti napak tilas kebangkitan agama Buddha Temanggung tanggal 15 Mei, aneka lomba, sarasehan, dengan puncak acara peresmian vihara, perayaan Waisak dan Deklarasi Kebangkitan Agama Buddha Temanggung pada tanggal 1 Juni 2016.

Jadi bagi para pemuda Buddhis Temanggung khususnya yang belum mengikuti kegiatan ini, masih belum terlambat.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara