• Friday, 11 August 2017
  • Bintoro Gunadi
  • 0

Patung Kwan Kong yang tinggi besar di Tuban, Jawa Timur ditutup kain putih, dan diusulkan oleh sekelompok masyarakat untuk dihancurkan karena mengganggu.

Kwan Kong atau Guan Yu nama kecilnya Yun Chang atau Ien Tiang dalam Bahasa Hokkian yang artinya kurang lebih awan yang panjang. Kebetulan itu nama saya yang diberikan oleh kakek saat saya lahir. Nama yang terlalu “berat” tersebut untungnya dinetralisir saat ganti nama oleh ayah ibu saya sampai sekarang yang kurang lebih artinya pion yang diharapkan berguna.

Hanya teman-teman yang rajin membaca Kisah Roman Tiga Negara (Sam Kok) yang tahu arti nama kecil saya tersebut. Kisah roman tersebut ditulis oleh Luo Guanzhong di zaman dinasti Ming sekitar abad 15 dan menceritakan terpecahnya dinasti Han menjadi 3 kerajaan yaitu Wei, Shu, dan Wu di sekitar tahun 169 sampai tahun 280. Saking panjangnya dan rumitnya kisah roman tersebut yang sampai hampir 1 juta kata, banyak pembaca yang tidak tahu kerajaan mana yang menjadi pemenangnya terakhir. Cerita Sam Kok merupakan salah satu novel klasik Tiongkok yang paling terkenal.

Dalam cerita tersebut Kwan Kong merupakan salah satu tokoh yang menarik. Dia merupakan salah satu dari 3 saudara pendiri kerajaan Shu, pembela dinasti Han yang setia, berani, dan tulus. Dalam salah satu cerita Kwan Kong tertangkap oleh Cao Cao dari kerajaan Wei dan coba disuap dengan kuda yang keringatnya berwarna kemerahan dan larinya kencang sekali, harta beserta kemewahan yang lain untuk dijadikan panglima Wei. Cao Cao gagal memikatnya karena Kwan Kong tetap setia kepada negara dan saudaranya.

Pada bagian yang lain diceritakan bagaimana beraninya Kwan Kong menahan rasa sakit saat dioperasi oleh tabib terkenal Hua Tuo karena terkena anak panah beracun. Sewaktu disarankan untuk dibius karena tulangnya akan dibersihkan dengan pisau, dia menolak pembiusan dan malahan mengajak anak buahnya bermain catur sambil dioperasi. Sampai-sampai banyak anak buahnya yang pingsan karena mendengar suara derik pisau saat membersihkan tulang. Dia sendiri tetap tersenyum dan sesekali menegak arak.

Kesalahan

Kesalahan terbesar Kwan Kong dalam militer ialah saat membebaskan Cao Cao sewaktu kalah perang. Padahal dia sudah berjanji kepada penasehat perang Zhuge Liang untuk membunuh Cao Cao. Alasannya sederhana karena Cao Cao pernah menghargainya sewaktu dia tertangkap. Dengan tulus Kwan Kong melaporkan ke Zhuge Liang kalau dia rela dihukum mati karena telah membebaskan Cao Cao. Zhuge Liang sendiri telah mengetahui sebelumnya bahwa belum saatnya Cao Cao mati.

Saat Kwan Kong terperangkap oleh Sun Quan dari kerajaan Wu, kemudian kepalanya dipenggal, kepala Kwan Kong dikirim ke Cao Cao di kerajaan Wei. Penggalan kepala Kwan Kong tersebut membuat sangat sedih Cao Cao dan menyebabkan sakitnya makin parah sampai mati. Juga dua saudaranya dari kerajaan Shu sangat merana sampai lupa mengatur negara. Dua kerajaan Wei dan Shu kocar – kacir karena kematian Kwan Kong, sedangkan kerajaan Wu menjadi di atas angin.

Sebuah pesan

Karena kesetiaan, keberanian, dan ketulusan Kwan Kong inilah maka dibuat patungnya di Tuban dan dihormati oleh umat agama Khonghuchu, Tri Dharma dan Buddha di Indonesia, juga ada gambarnya di kantor-kantor Pengadilan Negeri untuk bersumpah agar tidak bohong dalam bersaksi.

Lukisan antik Kwan Kong ini saya foto sewaktu mudik tahun lalu di bekas lokasi salah satu pabrik rokok tertua dan pernah terkenal di Kudus yang sekarang tidak berproduksi lagi tapi masih dilestarikan dan dirawat dengan sangat baik oleh pemiliknya. Kata pemiliknya, pada zaman Belanda, Jepang, kerusuhan setelah revolusi sampai ramai-ramai komunis tidak ada yang berani merusak tempat ibadah dan lukisan tersebut.

Bencana alam beberapa kali angin puyuh hanya menghancurkan bangunannya. Sewaktu akan dipindah dengan cara Ciamsi, ya tidak dalam sepasang kayu yang dilemparkan seperti sepasang dadu, selalu menolak. Pernah ya untuk dibangun musholla sewaktu masih jadi kantor pabrik rokok. Orang Belanda menghormatinya bahkan prajurit Jepang yang pernah bertugas di sekitar daerah tersebut pernah mengunjunginya kembali.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *