• Tuesday, 26 May 2015
  • Sutar Soemitro
  • 0

Di tengah merebaknya kekhawatiran timbulnya efek negatif terhadap umat Buddha karena mencuatnya kembali kasus Rohingya, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia cabang Medan menunjukkan tindakan yang menyejukkan. Tzu Chi memberikan bantuan kepada para pengungsi Rohingya di Aceh.

Lebih dari seribu orang pengungsi Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh yang terkatung-katung selama berbulan-bulan di tengah laut akhirnya diselamatkan oleh para nelayan Aceh pertama kali pada Minggu (10/5). Kondisi kesehatan para pengungsi ini sangat memprihatikan. Minimnya makanan dan air bersih selama di tengah laut membuat fisik mereka menjadi lemah dan terserang berbagai penyakit.

Kondisi ini menyentuh hati para relawan Tzu Chi Medan, Banda Aceh, dan Lhokseumawe. Pada tanggal 23 Mei 2014, para relawan dan tim medis Tzu Chi Medan segera berangkat menuju ke Kuala Langsa untuk menggelar baksos kesehatan bagi para pengungsi di Desa Kuala Langsa, Kecamatan Langsa Barat, Kota Langsa dan Desa Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur.

Tzu Chi juga menyerahkan bantuan berupa 980 sarung, 1.008 celana dalam laki-laki, 564 tas kantong baju, 4 dus masker, 1 dus lotion anti nyamuk, 11 kipas angin, 10 set sambungan kabel 10 meter, dan obat-obatan. Kegiatan ini sebagai wujud keprihatinan dan kepedulian Tzu Chi terhadap penderitaan yang dialami oleh para pengungsi Rohingya.

Sedangkan layanan kesehatan yang diberikan adalah pemeriksaan kesehatan umum, telinga hidung dan henggorokan (THT), kulit, pemeriksaan khusus untuk balita dan anak-anak, serta pemberian vitamin dan obat-obatan. Sebanyak 575 pengungsi mendapatkan pengobatan ini. Para pengungsi umumnya menderita dehidrasi (kekurangan cairan), lemas, penyakit kulit (gatal-gatal), tenggorokan, diare, lambung, dan sakit mata.

20150526 Yayasan Buddha Tzu Chi Bantu Pengungsi Rohingya_2

Bakti sosial kesehatan ini melibatkan 17 orang dokter spesialis (THT, kulit dan anak) dan 1 orang dokter umum beserta 69 relawan. Meskipun sedikit terkendala dalam bahasa, namun, para relawan dan tim medis dapat mengatasinya dengan bantuan dari beberapa orang pengungsi yang dapat berbahasa Inggris dan Melayu sehingga baksos kesehatan ini bisa berjalan dengan lancar dan baik.

Seperti kata pendiri Tzu Chi, Master Cheng Yen, “Welas asih adalah kesediaan untuk bersumbangsih tanpa memikirkan kesulitan dan jerih payah yang harus dihadapi.” Hal ini pula yang dilakukan oleh para relawan Tzu Chi dalam meringankan beban para pengungsi Rohingya. (tzuchi.or.id)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara