Bersyukurlah anak-anak Buddhis zaman sekarang karena begitu mudahnya bertemu agama Buddha, bahkan di mall. Waisak pun kini juga banyak dirayakan di mall, sesuatu yang mustahil terjadi bahkan 10 tahun lalu.
Dan kabar baiknya lagi, anak-anak Buddhis sangat antusias merayakan Waisak di mall, bahkan termasuk juga orang dewasa atau malah umat non-Buddhis. Itulah yang terlihat di Baywalk Mall, Jakarta Utara pada saat digelar Waisak Anak Buddhis Indonesia selama dua hari pada tanggal 16-17 Mei 2015 lalu.
Atrium mall yang tepat berada di pinggir pantai Jakarta tersebut dipenuhi oleh anak-anak Buddhis beserta orangtua atau kakaknya yang berbaur dengan para pengunjung mall.
“Mau mengenalkan Waisak bukan cuma di vihara saja, tapi juga di tempat umum. Tempat umum yang ya di mall,” jelas Bhikkhu Sukhemo, bhikkhu senior kepala Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya tentang tujuan acara ini.
“Kalau di vihara, kebanyakan memang sudah mengenal Dhamma, sedangkan di mall untuk memperkenalkan agama Buddha kepada masyarakat luas,” tambah Bhante Sukhemo.
Main Layang Layang
Ini adalah kelima kalinya Anak Buddhis Indonesia merayakan Waisak di mall. Sebelumnya pernah diadakan di Mall Artha Gading (2011), Central Park Mall (2012), Emporium Pluit Mall (2013), dan Baywalk Mall (2014). Tahun 2015 ini diadakan di dua mall sekaligus, yaitu Baywalk Mall tanggal 16-17 Mei dan Emporium Pluit tanggal 30 Mei dan 2 Juni.
Suasana Waisak di Baywalk Mall sudah terasa sejak di pintu masuk parkir, menuruni eskalator, hingga di main atrium dimana terdapat LED bola terbesar di dunia kebanggaan Baywalk Mall yang menampilkan agenda Waisak.
Pada hari pertama, acara lebih banyak diisi oleh aksi panggung anak-anak dan remaja dari berbagai vihara dan sekolah Buddhis. Sedangkan acara utama hari kedua adalah layang-layang. Bekerjasama dengan Museum Layang Layang, anak-anak membuat dan mewarnai layang-layang dibantu oleh keluarganya.
“Kalau zaman dulu kan orang menyampaikan pesan lewat layang-layang atau burung. Kita hari ini coba menyampaikan pesan Dhamma melalui layang-layang. Menyebarkan Dhamma ke mana saja melalui layang-layang,” jelas Daudy Gunadi, ketua panitia.
Bermacam gambar dan pesan diguratkan ke layang-layang. Ada yang berisi ucapan selamat Waisak, semoga semua makhluk berbahagia, hingga menuliskan nama-nama mereka.
Layang-layang diterbangkan di halaman belakang mall yang menghadap langsung ke laut. Anak-anak dengan ceria ditemani orangtuanya menerbangkan layang-layang. Karena di bibir pantai, ada beberapa layang-layang yang terjatuh ke air. Ada yang menangis, ada juga yang cuma tertawa. Sungguh menggemaskan.
Membayar dengan Kebaikan
Di dekat tempat main layang-layang juga terdapat stand permainan dan minuman. Ada 12 stand. Ada tasbih, baling-baling, gangsing, hingga lego. Setiap anak bisa mendapatkan mainan-mainan tersebut secara gratis. Tapi ada syaratnya.
Anak-anak harus “membelinya”, tapi bukan dengan uang. Mereka harus membeli mainan yang mereka mau dengan membayarnya menggunakan bintang yang disediakan khusus oleh panitia.
“Bintang ini adalah kebaikan yang ia buat. Satu kali kebaikan dapat satu bintang,” jelas Daudy. Ia mencontohkan, simpel saja buat anak kecil, misalnya membantu papa mama merapikan tempat tidur.
Kebaikan sekecil apa pun yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dicatat dalam buku My First Gratitude Diary yang diberikan sejak tanggal 29 Maret lalu dan diisi hingga hari Waisak tiba tanggal 2 Juni 2015. Kemudian kebaikan tersebut ditukar dengan bintang. Nah, bintang tersebut kemudian dipakai untuk “membeli” barang-barang yang disediakan panitia, termasuk layang-layang.
“Mereka tidak mendapatkan barang yang diinginkan secara gratis, tapi dengan membuat kebaikan terlebih dahulu. Sekecil apa pun yang kamu lakukan, itulah kebaikan. Jadi kita menghargai kebaikan yang mereka buat. Semua harus dibayar dengan kebaikan, termasuk layang-layang,” lanjut Daudy.
Ini sesuai dengan tema Waisak Anak Buddhis Indonesia kali ini, yaitu “Thankful Vesak: Your Journey to Joy”.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, rangkaian acara Waisak juga diisi dengan pemberkahan anak (First Blessing) oleh anggota Sangha. Kali ini diselenggarakan di tiga vihara, yaitu Vihara Siripada Serpong (9 Mei), Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya (10 Mei), dan Vihara Indraloka Tangerang (14 Mei). Total ada 300 anak yang diberkahi.
Daudy juga menjelaskan, pihak yang terlibat dalam Waisak Anak tiap tahun semakin bertambah, dan lintas sekte dan majelis. Acara kali ini didukung oleh 80 vihara, 18 cetiya, 7 sekolah. Total 115 institusi. Bukan hanya di Jakarta, tapi menyebar di seluruh Indonesia.
Bagi kamu yang kemarin ketinggalan tidak ikut merayakan Waisak di Baywalk Mall, jangan khawatir, Waisak Anak Buddhis Indonesia masih akan hadir lagi tanggal 30 Mei dan 2 Juni di Emporium Pluit Mall. Acara utamanya lantern festival. Seperti apa serunya? Jangan lewatkan!
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara