Sebagian besar dari anggota tim sepak bola remaja Celeng Liar yang berhasil diselamatkan dari gua di Provinsi Chiang Rai, Thailand utara, dijadwalkan akan pergi ke sebuah wihara untuk menyampaikan syukur. Mereka akan menghabiskan waktu selama sembilan hari sebagai samanera.
Anak laki-laki yang berusia 11 hingga 16 tahun itu akan disebar di wihara yang berbeda-beda dan akan menjalani meditasi, doa serta membersihkan wihara.
Dari 12 anggota tim, satu di antara mereka tidak mengikuti prosesi ini. Sebagaimana dijelaskan oleh Gubernur Chiang Rai, Prachon Pratsakul, seorang anak yaitu Adul Sam-on tidak turut ditahbiskan karena ia beragama Kristen.
Baca juga: Bhikkhu Thailand Ditegur Karena Hidup Mewah
“Ada sekitar 11 anak laki-laki yang ditahbiskan sebagai samanera dan satu orang ditahbiskan sebagai samanera yaitu Pelatih Ek,” jelasnya.
Pelatik Ek merujuk kepada Ekkapol Chantawong, pelatih sepak bola anak-anak itu yang sebelumnya pernah menjadi samanera.
Regu penyelamat mengevakuasi 12 anak dan seorang pelatih mereka dalam operasi yang dramatis. ANGKATAN LAUT THAILAND/AFP
Meditasi
Untuk mengawali proses penahbisan tersebut, kepala anak-anak tersebut hari Selasa ini (24/7) akan dicukur rambutnya dalam upaya untuk mendapatkan kembali jiwa mereka yang mungkin terganggu selama terjebak di dalam gua.
Di Thailand sebagai negara dengan mayoritas penduduknya beragama Buddha, adalah praktik umum bagi anak laki-laki untuk menjalani kehidupan sebagai samanera dan mengikuti latihan meditasi.
Kedua belas remaja dan pelatih mereka masuk ke gua Tham Luang pada 23 Juni setelah latihan sepak bola namun mereka terjebak di dalam gua akibat banjir dari hujan lebat.
Mereka bertahan hidup dengan meminum air yang menetes dari bebatuan gua selama sembilan hari sebelum ditemukan oleh penyelam penyelamat. Satu minggu kemudian mereka berhasil dievakuasi dalam operasi penyelamatan yang dramatis.
Meski begitu, mereka tidak langsung boleh pulang ke rumah masing-masing tetapi menjalani perawatan di rumah sakit selama satu pekan. Kini mereka akan menghabiskan menjalani hidup di wihara selama sembilan hari sebelum benar-benar kembali ke kehidupan normal. (www.bbc.com)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara