Ngasiran | Wednesday, 6 April 2016 15.08 PM News
Ngasiran
Seberapa penting kemampuan bercerita bagi seorang guru ataupun pengasuh Sekolah Minggu?
“Ada suatu ungkapan, ‘Seorang guru yang tidak bisa bercerita, ibarat orang yang hidup tanpa kepala’. Betapa tidak, bagi para pengasuh anak-anak (guru, tutor), keahian bercerita merupakan salah satu kemampuan yang wajib dikuasai. Melalui metode bercerita inilah para pengasuh mampu menularkan pengetahuan dan menanamkan nilai budi pekerti luhur secara efektif, dan anak-anak menerimanya dengan senang hati,” tutur Kak Bimo, seorang pendongeng asal Bantul, Yogyakarta yang mendapat gelar Master Pendongeng Indonesia.
Menurut pendongeng yang memiliki nama lengkap Bambang Bimo Suryono ini, “Bercerita adalah metode komunikasi universal yang sangat berpengaruh kepada jiwa manusia. Bahkan dalam teks kitab suci pun banyak berisi cerita-cerita”.
Pada pelatihan mendongeng di PAUD/TK Saddhapala, Dusun Krecek, Desa Getas, Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung pada Selasa (22/3) lalu, Kak Bimo memberikan sejumlah tips dalam mendongeng.
Sebelum mendongeng kepada anak usia dini, ada tiga hal yang harus dipersiapkan, yaitu:
Selain tiga hal di atas, dalam mengasah kemampuan bercerita, seorang pendidik harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Kak Bimo menjelaskan, “Untuk dapat menguasai aspek-aspek keterampilan teknis dari penyajian cerita di atas, tentu membutuhkan persiapan yang matang. Selain itu, kemampuan dalam bercerita agar dapat memunculkan berbagai unsur di atas, dan tersaji secara padu, hanya dapat dikuasai dengan pengalaman dan latihan yang tekun. Bercerita memang salah satu bagian dari keterampilan mengajar. Sebagai sebuah keterampilan, penguasaannya tidak cukup hanya dengan memahami ilmunya secara teoritik saja. Yang lebih penting dari itu adalah keberanian dan ketekunan dalam mencobanya secara langsung.”
Kak Bimo dalam setiap aksi panggungnya selalu menyihir anak-anak. Berbagai penghargaan tingkat nasional maupun intenasional telah didapatkan, seperti pada tahun 2005 ia menjadi sarjana dan pemuda berprestasi se-Asia Tenggara; penemu metode Story Based Teaching, mazhab baru dalam dunia dongeng pada tahun 2007; dan menjadi pencipta cerita tercepat, dalam 60 menit menghasilkan 100 cerita dengan metode analisa dan prognosis system pada tahun 2008. Tak hanya itu, pendongeng kelahiran Bantul, 14 Mei 1974 ini juga mampu menirukan berbagai karakter suara.
“Saya mengaum, ber-acting, melucu, meliuk-liuk, kadang berjalan cepat ke samping, melambat ke belakang, langkah gagah ke depan, berbisik, berteriak, mengendap-endap, tertawa. Anak-anak takjub, gembira, antusias, ternganga, terinspirasi, tercerahkan. Mereka terlibat dan bersemangat dalam belajar budi pekerti setiap hari seperti itu. Ah, alangkah indahnya berada di pentas cerita, di mana saya menjadi sutradara dan aktornya. Sejak hari pertama mengajar, itulah yang terbayang di benak saya. Saya berusaha keras mewujudkannya,” ujar Kak Bimo. Dan kini ia telah benar-benar mewujudkannya dan menularkannya kepada para pengajar lainnya untuk menjadi pendongeng seperti dirinya.