• Friday, 11 April 2014
  • Sutar Soemitro
  • 0

Direktorat Jenderal Bimas Buddha Kementerian Agama RI memiliki pemimpin baru setelah Dasikin dilantik menjadi Direktur Jenderal (Dirjen) baru menggantikan Joko Wuryanto. Dasikin dilantik oleh Menteri Agama Suryadharma Ali beserta Sekjen Kemenag, Dirjen Bimas Kristen, dan Dirjen Bimas Katolik yang baru di kantor Kementerian Agama RI pada Jumat (11/4/2014).

Dasikin sebelumnya adalah Sekretaris Ditjen Bimas Buddha. Sedangkan posisi baru Joko Wuryanto belum diketahui. Dasikin adalah Dirjen Bimas Buddha ketiga setelah Budi Setiawan dan Joko Wuryanto.

Dasikin lahir di Kebumen, Jawa Tengah, 49 tahun lalu. Ia memulai karirnya sebagai guru selepas lulus dari IKIP Yogyakarta sebelum akhirnya meniti karir di lingkungan Kementerian Agama sejak tahun 1992. Ia pernah menjadi Pembimas Buddha di Kalimantan Timur dan DKI Jakarta.

Dasikin sangat kaget ditunjuk sebagai Dirjen baru karena penunjukannya sangat mendadak. Ia dikabari pada Kamis pagi, dan Jumat pagi ini langsung dilantik.

“Rasanya berterima kasih dan berat, tapi merasa tertantang dan yakin karena dari semua komponen, baik internal maupun eksternal,” kesan Dasikin menerima tanggung jawab barunya tersebut. Ia menyebut, “Anak buah saya memang mengharapkan diri saya. Begitu juga komponen eksternal, yaitu para bhikkhu, majelis, pemuda, dan lain sebagainya menaruh harapan besar pada saya. Jika kedua komponen ini bisa bekerjasama, bersinergi dan berkomunikasi, hal ini bisa kita jalankan dengan baik.”

Apa program kerja yang akan dijalankan oleh Dirjen yang baru? Dasikin menyebut ada dua program utama. “Yang pertama, saya kepengin setiap umat Buddha sesuai majelisnya memiliki tuntunan kebaktian. Yang kedua, saya kepengin adanya kitab suci Tripitaka dalam bahasa Indonesia yang utuh. Nanti kita kerja sama dengan para penterjemah, para ahli agama untuk membentuk Lembaga Kitab Suci Agama Buddha Indonesia,” jelas Dasikin.

Dasikin juga menekankan pentingnya pendidikan Buddhis, “Bagaimana agar anak didik kita mendapatkan pelajaran Agama Buddha baik di sekolah maupun sekolah minggu, dan mereka bisa memahami dengan benar.”

Namun karena pendidikan adalah wewenang Kementerian Pendidikan, Bimas Buddha tidak bisa terlibat langsung dalam wilayah pendidikan. Ia berujar, “Karena mereka yayasan umum yang pengelolanya agama Buddha, sebagai pembina, kami akan mengajak pengelolanya, gurunya, kepala sekolahnya, dan semuanya agar bagaimana meningkatkan agama, budi pekerti, dan keseharian murid-murid agar perilaku mereka bernafaskan Buddhis.”

Tanggung jawab berat kini dipikul Dasikin untuk membuat kinerja Ditjen Bimas Buddha menjadi lebih baik, terlebih setelah mendapat sorotan tajam akibat dugaan korupsi yang kini telah masuk tahap penyidikan Kejaksaan Agung.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara