• Monday, 27 March 2023
  • Ngasiran
  • 0

Umat Buddha Vihara Buddha Murti, Desa Kotesan, Kec. Prambanan, Kab. Klaten kembali mengadakan meditasi; Heneng, Hening, Tumuju Eling di Candi Sojiwan, Klaten Sabtu, (25/03). Acara ini diikuti oleh 70 orang dari wilayah Klaten dan Yogyakarta. 

Hujan lebat yang sebelumnya mengguyur wilayah Jawa Tengah DIY tidak menyurutkan minat peserta untuk hadir dalam kegiatan ini. Pukul 7 malam saat kegiatan akan dimulai hujan mulai reda, umat pun mulai berdatangan ke area Candi Sojiwan. 

“Kemarin peserta antusias meskipun siang hingga sore hari hujan lebat,” tutur Watik, salah satu inisiator kegiatan ini. Puja dan meditasi di candi-candi Buddhis memang sudah menjadi agenda rutin umat Buddha Vihara Buddha Murti. 

Aktivitas puja dan meditasi Vihara Buddha Murti murti bisanya hanya dilakukan di dalam ruang dhammasala (vihara). Pergantian suasana (puja dan meditasi) di candi-candi Buddhis ini, menurut Watik dapat menggugah semangat umat Buddha dalam belajar dan praktik Buddha Dharma. 

“Pergantian meditasi yang sebelumnya lebih banyak dilakukan di ruang tertutup, kemarin dilakukan di ruang terbuka, di depan candi. Secara psikologis dan spiritual lebih kondusif. Ini sangat membantu,” lanjut Watik. 

Bram Hastho, pembimbing sekaligus pemandu kegiatan ini menjelaskan meditasi merupakan pengejawantahan dari praktik sati sampajanna. Sati atau smerti merupakan sebuah perangkat yang dimiliki oleh semua makhluk, terutama manusia. Sati atau smerti merupakan kualitas yang memahami, menangkap sesuatu dengan rileks, sebuah fakultas atau perangkat kesadaran dalam diri manusia. 

“Dengan mengamati segala sesuatu dengan jernih, sederhana, dan rileks. Seseorang akan bisa menangkap sesuatu dengan jelas. Karena sifat dari sati adalah terang, tajam, meresapi segala sesuatu,” jelas Bram Hastho. 

Sementara sampajanna merupakan pelengkap dari sati, yaitu sebuah pemahaman yang terang benderang terhadap segala hal. Ketika sati dan sampajanna digunakan secara bersamaan, maka memungkinkan seseorang untuk mendapatkan pemahaman tentang fenomena yang terjadi baik di dalam maupun luar diri. Sehingga dia bisa bertindak lebih baik dalam setiap momen hidup.

“Sati dan sampajanna yang dipakai untuk mengamati nafas akan membuat seseorang menjadi tenang, menjadi lebih rileks, dan lebih damai,” lanjut Bram. [MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *