• Wednesday, 21 August 2019
  • Surahman Ana
  • 0

Sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai spiritual Buddhis kepada para mahasiswanya, kampus STIAB Smaratungga bekerja sama dengan Sangha Agung Indonesia (SAGIN) wilayah provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan pelatihan diri Pabbajja Samanera Samaneri Upasikha Atthangasila.

Program latih diri ini menjadi persyaratan wajib bagi para calon mahasiswa untuk masuk ke STIAB Smaratungga sehingga program latih diri sudah menjadi agenda tahunan STIAB menjelang penerimaan mahasiswa baru yang biasanya diadakan setelah masa ospek. Pelatihan biasa diadakan selama 13 hari dengan efektif latihan 10 hari.

Pada tahun ini program latih diri STIAB Smaratungga diadakan pada 11-23 Agustus yang diikuti oleh 35 peserta para calon mahasiswa meskipun ada beberapa yang umum. Dalam pelatihan ini para peserta dibimbing oleh tiga pembimbing utama yaitu Bhante Dithi Sampanno, Bhikkhuni Titacarini, dan Biksuni Xian Xing. Program latih diri ini juga difasilitasi oleh pemerintah.

Program pelatihan lebih fokus kepada dasar-dasar spiritualitas sehingga dalam proses mengikuti latihan para peserta lebih sedikit diberikan teori dan lebih banyak pada pelaksanaan praktik spiritual seperti meditasi dan menjalankan atthasila. Hal menarik dan menjadi khas dari latihan di STIAB Smaratungga adalah para peserta pabajja juga diberikan materi dasar dari berbagai tradisi.

“Sebagai ciri khas di sini kita juga memberikan suatu dasar-dasar dari berbagai tradisi, ada tradisi Mahayana, Vajrayana, dan juga Theravada. Seperti beberapa hari lalu kita mengundang Biksuni Xian Xing dari Mahayana untuk memberikan dasar-dasar Mahayana baik secara filosofi, teori, dan juga praktik secara ritual maupun meditasinya. Kemudian secara Theravada kita berikan juga seperti baca paritta, sembahyangnya, dan juga meditasinya. Kemudian dari Vajrayana kita ajarkan dasar-dasarnya termasuk sejarahnya, praktik membaca mantram-mantram Vajrayana dan mudra-mudranya serta gestur-gestur meditasinya juga kita ajarkan,” jelas Bhante Dithi.

Selain materi-materi keagamaan dan materi pokok pabbajja seperti samanera Sikkha dan Sekiya, dalam program latih diri STIAB Smaratungga juga diberikan materi-materi kebangsaan dan nasionalisme. Materi moderasi beragama juga diberikan pada program ini sesuai dengan anjuran kementerian agama dan sebagai pengisi materi moderasi beragama pihak STIAB mengundang Pebimas Buddha Jawa Tengah.

Selain melaksanakan Vipassana dan Atthasilapara peserta juga menjalankan praktik pindapatta ke beberapa dusun. Berkat kerjasama dari pihak kampus dengan umat sekitar para peserta mendapatkan dukungan untuk melaksanakan pindapatta di beberapa dusun sekitar STIAB. Menurut keterangan Bhante Dithi ada lima dusun di sekitar STIAB yang menjadi tempat pelaksanaan pindapatta. Lima dusun tersebut secara bergiliran satu dusun sehari mendapat kunjugan para peserta pabbajja untuk berpindapatta.

Dengan diwajibkannya mengikuti program latih diri ini, diharapkan para mahasiswa bisa merasakan kehidupan seorang pabbajjita. “Dari program ini harapannya bisa memberikan satu pengalaman spiritual walaupun hanya sifatnya pengenalan, tapi bagi mahasiswa bisa merasakan bagaimana menjalani kehidupan sebagai pabajjita,” terang Bhante.

Menjelang akhir sesi latih diri setelah vipassana selesai pada Senin (19/08) para peserta akan diajak untuk Dhammayatra ke Candi Borobudur dan candi-candi sekitar Borobudur pada Selasa (20/08).

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara