Konferensi Buddhis Internasional resmi dibuka di Restoran Bukit Dagi, Kompleks Candi Borobudur, Jumat (18/11). Pembukaan konferensi ini dihadiri oleh oleh lebih dari 20 anggota sangga dari berbagai negara dan mazhab, pimpinan Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia, jajaran pejabat Ditjen Bimas Buddha, pimpinan organisasi Buddhis Indonesia, dan ratusan umat Buddha dari dalam dan luar negeri.
Konferensi Buddhis Internasional akan digelar selama 3 hari, Jumat – Minggu (18 – 20/11). Bhikkhu Dittisampano, dalam laporan ketua panitia menyampaikan bahwa acara ini dihadiri oleh delegasi dari 10 negara dan partisipan dar luar negeri, antaranya; Malaysia, Vietnam, kamboja, Myanmar, Thailand, Sri Lanka, Amerika, India, Nepal. “Sekitar dua puluh orang dari luar negeri yang hadir,” kata Bhante.
Tak hanya konferensi, acara ini juga dirangkai dengan Santacitta Borobudur, dan Maha Sanghika Dana. “Santuthicitta Boroburu merupakan wujud syukur dari upaya pemerintah mencanangkan Borobudur sebagai pusat peribadatan umat Buddha di dunia” lanjut Bhante Ditti.
Staf Khusus Menteri Agama bidang Media dan Komunikasi Wibowo Prasetyo mengapresiasi konferensi internasional yang melibatkan para akademisi Buddhist.
Mengangkat tema: “Encountering the Sacred: Borobudur as A Site of Pilgrimage and Tourism for the Buddhist World”, Wibowo melihat konferensi ini semakin menguatkan komitmen bersama dalam mewujudkan Candi Borobudur sebagai tempat peribadatan bagi umat Buddha Indonesia dan dunia. Komitmen ini tertuang dalam nota kesepakatan bersama antara 4 Menteri dan 2 Gubernur yang ditandatangani bersama pada Februari 2022.
“International Buddhist Conference of Indonesia ini menjadi momentum yang sangat tepat untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat studi dan inspirasi bagi kita semua dalam membangun peradaban baru,” tegas Wibowo.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Jawa Tengah, Haerudin menyampaikan dukungan dan apresiasi atas terselenggaranya konferensi ini. Menurutnya, Borobudur yang sekarang menjadi destinasi wisata super prioritas juga harus ada sentuhan akademis agama Buddha.
“Kegiatan ini dapat mendorong semua pihak dalam meningkatkan eksistensi Borobudur baik sebagai pusat agama Buddha, pusat pengembangan akademisi Buddha, sebagai tempat wisata dunia, dan dapat mendukung upaya pelestarian Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia” kata Haerudin.[MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara