Beberapa Perempuan menarikan Gugur Gunung yang mengisahkan keindahan gotong royong warga. Sumber Foto: Hendri Ang
  • Tuesday, 9 November 2021
  • Ngasiran
  • 0

Kerja bakti sudah menjadi kebiasaan masyarakat Dusun Krecek, Temanggung. Biasanya dilakukan untuk membangun jembatan, jalan, vihara, sekolah, renovasi rumah, upacara kematian, tradisi keagamaan, dsb. Pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga selalu dikerjakan secara gotong royong. 

Di Dusun Krecek, gotong royong melibatkan semua kalangan masyarakat. Semua orang terlibat, perempuan, laki-laki, anak-anak, dan pemuda mengambil peran masing-masing. Sebagai contoh, untuk mewujudkan cita-cita menjadikan Dusun Krecek sebagai desa wisata budaya, kerja bakti tiap hari selama hampir dua tahun. 

Beberapa Perempuan menarikan Gugur Gunung yang mengisahkan keindahan gotong royong warga. Sumber Foto: Hendri Ang

Wilis Rengganiasih, pelatih tari Dusun Krecek, semangat gotong royong masyarakat Dusun Krecek itu digambarkan dalam sebuah tari Gugur Gunung. Tari Gugur Gunung menjadi salah satu sajian istimewa dalam perhelatan Gebyar Seni Merti Dusun Krecek; Merawat Tradisi Lintas Generasi, Minggu – Senin (31 Oktober – 1 November), minggu lalu. 

“Tari ini bercerita semangat gotong royong, guyub rukun, dan kerja keras masyarakat Krecek dalam mambangun dusunnya. Tujuannya untuk memberikan pengalaman baru pada warga Krecek untuk menarikan tarian jenis kerakyatan yang bukan berupa Kuda Lumping,” kata pendiri sanggar Omah Sewu Sirah, Solo ini. 

Uniknya, tari Gugur Gunung dimainkan oleh orang dewasa dengan iringi gendhing Lancara Gugur Gunung yang dimainkan langsung oleh anak-anak Sekolah Minggu Buddha, Krecek. Anak-anak menjadi penabuh gendhing, orang tua mereka menjadi penari. Sebuah kolaborasi apik antara anak dan orang tua. 

Beberapa Perempuan menarikan  Gugur Gunung  yang mengisahkan keindahan gotong royong warga. Sumber Foto: Hendri Ang
Beberapa Perempuan menarikan Gugur Gunung yang mengisahkan keindahan gotong royong warga. Sumber Foto: Hendri Ang

Fiqi Farcha Dhimas, pelatih karawitan anak-anak Dusun Krecek, mengatakan keterlibatan anak-anak dalam tari Gugur Gunung bisa mengasah menta. “Semangat anak-anak berlatih sangat tinggi. Harus dikasih ruang pentas untuk mengasah mental mereka,” kata pemuda lulusan Universitas Negeri Semarang ini. 

Pentas tari Gugur Gunung hasil kolaborasi antara Wilis Rengganiasih sebagai koreografer, Fiqi Farcha Dhimas sebagai aransemen gendhing, dan masyarakat Dusun Krecek menjadi titik awal karya seni masyarakat Krecek. 

“Perkembangan Dusun Krecek tak bisa lepas dari tradisi, seni, dan adat yang sudah diwariskan oleh para leluhur. Selanjutnya bagaimana generasi muda kita merawat, meneruskan, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Mbah Sukoyo, Kepala Dusun Krecek. [MM]

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara