• Thursday, 16 August 2018
  • Ngasiran
  • 0

“Saya masih selalu terbayang malam itu, setiap melihat rumah yang ambruk, saya terngiang bagaimana nasib anak dan keluarga saya kalau telat membuka pintu,” tutur Jana kepada Bhante Saccadhammo, dalam perjalanan menuju posko pengungsian, Dusun Lenek, Rabu (8/8).

Bersama Bhante Saccadhammo, Jana menjemput kami di Bandara Selaparang. Saat perjalanan memasuki lokasi yang terkena gempa, secara spontan laki-laki yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup, Perumahan dan Kawasan Pemukiman ini berkisah tentang kejadian malam saat terjadi gempa.


Bhante Saccadhammo kiri

Pada malam kejadian, Jana dan keluarga sedang menonton televisi di dalam rumah. Karena angin bertiup kencang dan putrinya yang berumur 4 tahun takut maka pintu rumah dikunci. “Gempa datang, pintu susah dibuka karena digoyang gempa, lama sekali baru bisa dibuka. Masih saja saya kebayang malam itu.”

Baca juga: Akhirnya Bantuan Menjangkau Daerah Terisolir di Pedalaman Lombok

“Di dalam belum ada plafon yang jatuh?” tanya bhante Sacca.

“Belum Bhante, kita sudah sampai bruga (semacam saung, tempat menerima tamu bagi orang Lombok), rumah langsung rubuh, haduhhh,” keluhnya.


Mas Jana

Di bruga, Jana dan keluarganya menyaksikan rumahnya yang roboh diguncang gempa. Di tengah kepanikan itu, Jana mendengar himbauan BMKG ada potensi tsunami, seketika itu dia membawa keluarganya lari melewati reruntuhan rumah menuju bukit yang berjarak sekitar 1 km dari rumahnya. “Saat itu saya sempat turun sendirian mencari terpal, karena di atas tidak ada alas dan udara dingin,” lanjutnya.

Malam itu, Mas Jana dan ribuan korban gempa menghabiskan malam di atas bukit. Malam terasa panjang karena udara dingin dan gempa susulan yang tak kunjung berhenti. Hingga kini, perasaan trauma masih dirasakan oleh Mas Jana dan keluarganya. Terutama putrinya yang baru berusia empat tahun.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara