
Yayasan Samaggi Manggala, Temanggung memperingati Waisak 2566 BE/2022 di Wiswa Bhikkhu Jayawijaya, Kalimanggis, Kaloran, Temanggung, Selasa (17/5) malam. Acara dihadiri oleh delapan bhikkhu Sangha, samanera dan atthasilani sebanyak empat puluh lima, serta diikuti oleh ribuan umat Buddha dari wilayah Kaloran maupun dari luar Kecamatan Kaloran. Turut hadir dalam acara Kepala Desa Kalimanggis beserta perangkatnya.
Didik Agus Susilo, Kepala Desa Kalimanggis mengapresiasi atas kebersamaan panitia khususnya pemuda lintas sekte dan lintas iman dalam menyelenggarakan acara. “Saya sangat aspresiasi kepada panitia yang luar biasa, saya lihat ini panitianya bukan hanya dari interen umat Buddha. Ada dari non Buddha, bahkan saya lihat ini juga dari berbagai sekte. Semuanya bersatu, semuanya kompak mengadakan kegiatan ini,” paparnya.
“Inilah harapan kami bahwa agama itu ageman, jadi kita hanya menyikapi agama yang kita percayai dianut masing-masing. Sehingga seperti yang nampak pada malam ini, peringatan Waisak tidak lagi memandang perbedaan, khususnya pemuda dengan berbagai latar belakang sekte bahkan agama kompak dan bersatu dalam satu kegiatan. Ini luar biasa. Mudah-mudahan ini akan menjadi contoh untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Kalau pemuda bisa bersatu dan kompak, semoga ini akan membawa kedamaian di dusun bahkan di Indonesia ini,” imbuh Didik.
Pesan Dhamma Bhante Wongsin Labhiko
Bhante menyampaikan bahwa meskipun sudah lebih dari 2500 tahun yang lalu Guru Agung wafat, tapi sampai hari ini umat Buddha masih tetap meperingati hari-hari penting-Nya, salah satunya Hari Waisak. Menurut bhante, hal ini karena Guru Agung Buddha mempunyai sifat-sifat luhur yang terjadi dalam kehidupannya. Guru Agung Buddha mempertaruhkan semua jiwanya untuk membebaskan semua malkhuk dari penderitaan.
“Beliau mengajarkan kita untuk bebas dari kelahiran, kesakitan, usia tua , dan kematian. Dan pada akhir hidup Sang Buddha, Beliau meninggalkan Dhamma ajaran-Nya untuk kita semua,” jelasnya mengawali pesan Dhamma.
“Ingatlah pesan terakhir Guru Agung Buddha kepada kita, “Duhai para bhikkhu, bhikkhuni, uppasaka dan uppasika. Ingatlah di dunia ini semua yang berkondisi tidak kekal adanya. Oleh karenanya jalanilah hidup dengan waspada dan secepatnya memenuhi diri dengan kebajikan.” Karena hidup manusia tidak akan hilang atau berhenti setelah meninggal dunia. Semua orang akan tumimbal lahir lagi setelah meninggal dunia.”
Lebih jauh bhante menjelaskan bahwa apabila dalam diri seseorang masih ada kilesa; keserakahan, kemarahan, dan ketidaktahuan, pasti akan tumimbal lahir lagi di alam selanjutnya. Maka dari itu, karena sebagai manklhuk yang akan mengalami tumimbal lahir lagi, bhante berpesan bahwa sebagai manusia masih mempunyai kewajiban untuk melakukan kebajikan sebanyak-banyaknya.
Melanjutkan pesannya bhante mendorong semua umat yang hadir untuk tetap berjuang sesuai dengan sabda Sang Buddha. “Kita harus berjuang untuk menempuh jalan ke kebebasan dari penderitaan. Sang Buddha mengajarkan kita untuk tidak bergantung kepada orang lain dalam mejalani kehidupan. Tetapi harus bergantung kepada perbuatan kita sendiri,” lanjutnya.
Segala kondisi yang dialami oleh maklhuk hidup termasuk manusia tidaklah dipengruhi oleh hal-hal yang ada di luar diri. Bhante menekankan pentingnya menyadari faktor-faktor kondisi yang dialami manusia, terutama kondisi yang tidak sesuai dengan keinginan. “Maka dari itu bhante ingin menyampaikan bahwa apabila kita sekalian lahir dan hidup di dunia ini, berkondisi miskin jangan salahkan orang tua saja. Jika anda dalam masalah, jangan salahkan bumi dan langit. Jika hidup anda sulit jangan salahkan takdir dan nasib. Karena semua berkaitan dengan tindakan kita sendiri.”
Sebagai manusia biasa, sudah menjadi hal yang manusiawi ketika mempunyai keinginan untuk terlahir dengan kondisi yang baik, termasuk terlahir dengan kondisi yang serba berkecukupan bahkan kaya. Maka dari itu Bhante pun melanjutkan dengan memberikan mantra untuk menjadi kaya kepada segenap umat yang hadir.
“Maka dalam kesempatan ini saya mau tanya kepada umat semuanya, mau kaya apa tidak? Yang mau bersikap anjali, saya akan kasih mantra untuk menjadi kaya. Ini mantranya; Jangan telat bangun, jangan malu mencari nafkah, jangan menghina karena untungnya hanya sedikit, jangan menunggu nasib baik, pasti kaya,” jelas bhante. [MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara