Menparekraf, Sandiaga Uno menyatakan Temanggung memiliki event-event berbasis kearifan lokal yang berpeluang menjadi episentrum kebangkitan perekonomian. Hal ini disampaikan pada penandatangan MoU antara Pemkab Temanggung dan Badan Otorita Borobudur (BOB) di Pasar Papringan, Ngadiprono, Kedu, Temanggung, pada Minggu, (13/03).
Setelah Pemerintah menetapkan Borobudur sebagai rumah ibadah umat Buddha dunia, Februari 2022 lalu, kota-kota penyangga sekitar Borobudur berbenah turut mendukung. Sejumlah potensi-potensi pariwisata dibangkitkan kembali.
“Untuk menunjang perkembangan pariwisata khususnya di daerah penyangga Borobudur kita harus membuat sesuatu, oleh karenanya kami membuat suatu komunitas JAVA ANTARA. Artinya Jawa di selatan, di tengah, dan di utara. Di selatan nanti ada empat kabupaten yaitu Kulon Progo, Bantul, Purworejo dan Kebumen yang bisa berkolaborasi untuk membuat event-event. Di tengah ada Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, dan Magelang yang nanti bisa membuat festival-festival yang berkaitan dengan gunung-gunung karena memang berada di daerah gunung-gunung. Semantara yang utara kami memang sedikit kesusahan untuk mencari kabupaten yang bisa berkolaborasi, akan tetapi kita menemukan sesuatu yaitu kita bisa bikin festival truck yang terdapat tulisan-tulisan unik di truknya. Festival truck ini kita akan gelar di jalur pantura untuk menghidupkan ekonomi penduduk di jalur pantura,” ungkap Direktur Utama BOB, Indah Juanita, (13/03).
Sandiaga Uno menyemangati dan mengapresiasi inovasi dan kreativitas pengelola pariwisata yang turut hadir. Seperti pengelola Pasar Papringan yang menjadi salah satu ikon Kabupaten Temanggung. Dalam sambutanya Sandiaga juga berpesan kepada Dirut BOB untuk mendukung destinasi-destinasi wisata secara totalitas.
“Jika Borobudur adalah destinasi super prioritas, tetapi destinasi seperti Pasar Papringan ini contohnya adalah destinasi berkualitas. Temanggung ini akan menjadi episentrum bagi event-event yang akan kita selenggarakan berkaitan dengan kebangkitan perekonomian kita. Jika Magelang punya Borobudur, Wonosobo punya Dieng, Temanggung punya event. Dan ada beberapa yang bisa diangkat di Temanggung seperti Liyangan dan juga kopinya,” ungkap Sandiaga.
“Ini menjadi bagian dari tatanan baru kita untuk kebangkitan ekonomi paska pandemi. Saya melihat bahwa di sini protokol kesehatannya juga dilakukan dengan penuh kearifan lokal. Saya juga tertarik ketika melihat crypto pring, makanya tadi saya borong supaya bisa untuk belanja nanti,” pungkasnya.
Suasana penukaran uang di Pasar Papringan Sumber gambar: www.instagram.com/pasarpapringan
Di Pasar Papringan ini pembeli harus menggunakan uang yang terbuat dari pring (bambu). Satu mata uang bambu ini bermacam-macam jenisnya. Ada yang setara dua ribu rupiah, hingga lima puluh ribu rupiah. [MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara