Chef’s Table merupakan salah satu serial dokumenter Netflix yang tayang perdana pada 2015, dan berakhir pada 2019. Ini adalah salah satu serial yang cukup populer sudah mendapatkan banyak pengakuan, di antaranya nominasi penghargaan Emmy Awards.
Salah satu episodenya di tahun 2017 sangat terkait dengan buddhis, yakni Episode 01, Season 03. Episode itu mengupas sosok Jeong Kwan, seorang biksuni dari Biara Baegyangsa di Korea Selatan, yang merupakan pakar memasak menu vegetarian ala biara Korea.
“Dengan makanan, kita bisa membagikan dan mengomunikasikan emosi kita. Pola pikir berbagi itu yang sesungguhnya kamu santap. Tidak ada bedanya antara memasak dan menempuh jalan Buddha,” tutur Jeong Kwan memberikan narasi dalam pembukaan episode tersebut.
Jeff Gordinier, seorang penulis dari The New York Times merupakan salah satu tokoh di tayangan ini yang mencoba menilai sangat biksuni. Ia datang ke Korea untuk merasakan dan menikmati langsung menu makan di sana.
Jeff menyadari bahwa hal penting dalam buddhis adalah praktik penuh perhatian. Dan ini diterapkan dengan utuh dalam proses memasak di biara tersebut oleh Biksuni Jeong Kwan.
“Di situ ada kebijaksanaan dan kepedulian yang menakjubkan,” kata dia.
“Itu bentuk kepedulian yang berbeda dari yang bisa ditemukan di restoran yang mewah,” sambungnya.
Biksuni Jeong Kwan sudah melakukan profesinya itu sekitar setengah abad. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah demi meraih pencerahan dan juga membantu sesama.
Ia menjelaskan, makanan pada umumnya di luar biara hanya fokus untuk memberikan energi. Sementara makanan di biara bisa membantu batin seseorang untuk tenang dan kalem.
Diterangkannya, ketika memasak di biara ada lima bumbu yang dilarang dipakai, yakni bawang putih, bawang bombay, bawang merah, bawang prei, dan daun bawang. Kelimanya sebenarnya adalah sumber energi juga, namun jika dikonsumsi bisa membuat batin seseorang terlalu aktif dan banyak pikiran.
“Ini adalah gangguan untuk meditasi,” jelasnya.
Makanan di biara menurut dia cukup simpel, namun tetap memakai banyak bumbu, seperti curcuma, merica sichuan, merica cokelat, dan shiso. Penyedap rasa atau bumbu instan tak pernah dipakai. Sementara untuk penguat rasa, dipakai garam, saus kedelai, pasta kedelai, atau cabai.
“Bumbu-bumbu ini membangkitkan batinmu, bisa membuatmu sadar,” jelas perempuan kelahiran 1957 itu.
“Makanan di biara meningkatkan energi spiritualmu,” imbuhnya, yang seringkali juga menyajikan makanan fermentasi, seperti kimchi.
Riwayat hidup
Sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara, Jeong Kwan lahir di Yeongju di Provinsi Gyeongsang Utara dan dibesarkan di sebuah peternakan. Dia belajar membuat mie dengan tangan pada usia 7 tahun, belajar dari ibunya.
Karena ada masalah, ia kabur dari rumah pada usia 17 tahun, dan dua tahun kemudian bergabung dengan ordo biarawati Seon (Zen) dengan persetujuan ibunya. Di biara, dia menemukan panggilannya untuk menyebarkan Dharma melalui memasak. Resep masakan Jeong Kwan menggunakan terong, tomat, plum, jeruk, labu, kemangi, cabai, dan berbagai sayuran lainnya, yang ia tanam sendiri.
Jeong Kwan berteman dengan Eric Ripert, seorang chef terkenal Perancis yang juga seorang Buddhis. Eric yang ditampilkan juga di episode ini pernah mengundang Jeong Kwan ke New York untuk memasak dalam audiensi pribadi di Restoran Le Bernadin.
Pengalamannya memasak Jeong Kwan juga ia bagikan secara akademis, dengan menjadi dosen di Departement of Culinary Arts di Jeonju University. Ia mengajar mata kuliah memasak vegetarian di sana sudah lebih dari 9 tahun.
Meski boleh dibilang profesional di bidangnya, Jeong Kwan mengaku dirinya bukanlah seorang jurutama masak.
“Saya bukan chef, saya seorang biarawati,” tuturnya tegas merendah.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara