• Friday, 10 August 2018
  • Ngasiran
  • 0

Minggu (5/8), saat itu pengurus vihara dan pemuda Vihara Viriya Dharma, Dusun Jrenggeng, Desa Jenggala sedang melalukan rapat koordinasi untuk menyalurkan bantuan korban gempa di Kecamatan Bayan, Lombok Utara yang terjadi pada Minggu (29/7).

Saat rapat itulah gempa susulan berkekuatan 7,0 SR datang. Suasana hangat berubah menjadi mencekam, listrik padam dan teriakan-teriakan terdengar. Para peserta rapat langsung berhamburan keluar untuk menyelamatkan anggota keluarganya yang di rumah.

“Pak Mulyadi langsung tancap motor melewati jembatan Mas. Ngeri sekali waktu itu,” jelas Supriyanto, 25 tahun, pemuda Dusun Jrengggeng, Kamis (9/8).

Baca juga: Dusun Grenggeng, Desa Jenggala, Lombok Utara Masih Terisolasi

Surpiyanto bersama beberapa warga datang ke Posko Karuna Mitta Jaya untuk melaporkan kondisi 4 vihara di Desa Jenggala yang masih belum mendapat bantuan logistik pasca gempa.

Mendapat laporan itu, Bhante Siriratano mengangkat Budiartoyo menjadi sebagai koordinator di empat vihara yang dilaporkan dan langsung memutuskan untuk mengirimkan beberapa terpal, air, makanan, dan aneka kebutuhan lain. Tak hanya itu dengan dibonceng motor, Ketua Umum Karuna Mitta Jaya (KMJ) ini langsung berkunjung dan mendata setiap kebutuhan korban gempa.

Vihara Viriya Dharma mungkin satu-satunya vihara di Lombok Utara yang hampir masih utuh setelah diterjang gempa bumi. Vihara ini terpencil, akses jalan masih belum bisa dilalui kendaraan roda empat. Material untuk bangunan vihara harus dibawa pakai motor atau dipikul. Vihara ini adalah pintu masuk ke perkampungan umat Buddha di pegunungan Desa Jenggala.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara