• Monday, 19 December 2016
  • Ngasiran
  • 0

Banyak cara untuk mempelajari ajaran Buddha, dari membaca buku, mendengarkan ceramah Dhamma dan mendiskusikannya, hingga melatih diri. Namun Buddhisme bukan hanya sebatas pengetahuan intelektual semata. Buddhisme adalah sebuah ajaran untuk dipahami, diterima dan dipraktikkan sebagai jalan untuk memperbaiki “kualitas” hidup hingga membersihkan batin manusia dari keserakahan, kebencian, dan kekotoran batin.

Inilah yang coba diajarkan kepada generasi muda Buddhis melalui program Pabbajja Samanera dan Atthasilani Sangha Agung Indonesia (SAGIN) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Melalui program ini, 30 pemuda dan 21 pemudi Buddhis belajar dan mempraktik ajaran Buddha sebagai seorang samanera (calon bhikkhu) dan atthasilani selama dua minggu penuh.

“Ini adalah program dari Sangha Agung Jawa Tengah dan DIY yang didukung juga oleh seluruh elemen Buddhayana untuk mendidik generasi muda Buddhis khususnya para mahasiswa,” ujar Bhikkhu Candakusala, salah satu pembimbing pabbajja.

Program pelatihan diri ini berlangsung di Vihara Veluvana, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tanggal 10-23 Desember 2016.

Melalui belajar dan mempraktikkan langsung ajaran Buddha, SAGIN berharap mahasiswa dan pemuda Buddhis dapat menerapkan ajaran Buddha di masyarakat sehingga dapat membawa perubahan yang positif.

Dengan perkembangan teknologi dan media sosial saat ini, menurut Bhante Candakusala, kalau tidak diimbangi dengan spiritual dapat membawa generasi muda terjerumus ke hal-hal yang tidak baik. “Oleh sebab itulah, kami memandang sangat penting generasi muda untuk mengikuti kegiatan pabbajja dan atthasilani seperti ini,” ujarnya.

“Seperti yang kita tahu, saat ini kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang krisis mental dan keteladanan. Tentu dengan pelatihan seperti ini, diharapkan para peserta dapat melatih diri mereka untuk lebih mandiri dan juga memperdalam pengetahuan, terutama dalam segi spiritual mereka, sehingga nantinya ketika mereka terjun ke masyarakat dapat menerapkan ajaran Buddha,” imbuh Bhante.

20161219-belajar-dan-praktik-ajaran-buddha-melalui-pabbajja-samanera-dan-atthasilani-2 20161219-belajar-dan-praktik-ajaran-buddha-melalui-pabbajja-samanera-dan-atthasilani-3

Pelatihan dimulai sejak pagi buta. Pukul empat pagi, para peserta harus sudah bangun. Setelah cuci muka dan gosok gigi, dengan bimbingan para bhikkhu, mereka melakukan puja bakti pagi hingga pukul enam pagi. Selesai puja bakti, mereka melakukan pindapatta (menerima dana makanan) dari umat Buddha sekitar Vihara Veluvana. “Pindapata ini juga merupakan praktik langsung seorang pabbajita,” jelas Bhante.

Selesai makan pagi dan bersih diri, mereka belajar teori agama Buddha, mulai dari pokok-pokok dasar Agama Buddha hingga belajar meditasi samatha dan vipassana bhavana.

“Dari tanggal 10-15 Desember, selain kegiatan rutin dari bangun pagi, puja bakti, pindapata, kerja bakti membersihkan tempat acara, mereka juga belajar teori ajaran Buddha, seperti pokok-pokok dasar agama Buddha, sekkhiyavata (75 aturan samanera) dan atthangasila (delapan latihan moral). Dan dari tanggal 16-21 Desember, selain kegiatan rutin, mereka fokus belajar tentang meditasi samatha dan vipassana bhavana yang dibimbing oleh Bhante Nyanasuryanadi,” jelas Bhante.

Selain Bhikkhu Candakusalo dan Bhikkhu Nyanasuryanadi, program pelatihan diri ini juga dibimbing oleh bhikkhu-bhikkhu senior lainnya, seperti Bhikkhu Ditthisampanno, Bhikkhu Badrapalo, dan Bhikkhu Bodhi.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara