Sekitar 10 ribu umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak 2559 BE/2015 yang diselenggarakan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) di pelataran barat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah Selasa (2/6/2015) malam.
Detik-detik Waisak diawali dengan meditasi yang dipimpin oleh Bhikkhu Wongsin Labhiko.
Dalam tuntunan sebelum meditasi Waisak, dia mengatakan Waisak sebagai hari yang sangat penting bagi umat Buddha untuk menyambut detik-detik Waisak. “Marilah memanfaatkan hari yang sangat penting bagi umat Buddha untuk menyambut detik-detik Waisak,” katanya.
Ia mengatakan jangan meremehkan kejahatan walaupun kecil dengan mengatakan perbuatan jahat tidak akan membawa akibat bagaikan sebuah tempayan akan terisi penuh oleh air yang dijatuhkan setetes demi setetes, demikian pula orang bodoh sedikit demi sedikit memenuhi dirinya dengan kejahatan.
“Sang Buddha telah bersabda apabila seseorang berbuat jahat hendaknya dia tidak mengulangi perbuatan itu,” katanya.
Ia mengatakan, jangan merasa senang dengan perbuatan itu. Sungguh menyakitkan akibat dari memupuk perbuatan jahat. “Apabila seseorang berbuat baik hendaknya dia mengulangi perbuatan itu dan bersuka ria dengan perbuatan itu,” katanya.
Bunyi gong menandai detik-detik Waisak, sekaligus mengakhiri meditasi. Usai meditasi detik-detik Waisak, anggota Sangha melakukan pradaksina dan rangkaian Waisak ditutup dengan menerbangkan seribu lampion.
Lampion yang berwarna putih itu melambangkan kedamaian. Pelepasan lampion memiliki makna untuk menyebarkan kedamaian dan cinta kasih di muka bumi. (antara)
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara