• Monday, 12 October 2015
  • Ngasiran
  • 0

Banyaknya orang yang berkunjung dan menaiki Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah ternyata meninggalkan jejak-jejak kerusakan pada batu struktur candi, terutama pada lantai dan tangga candi yang bersentuhan langsung dengan pengujung.

Untuk menanggulangi kerusakan pada lantai dan tangga candi, pengelola Candi Borobudur telah melakukan berbagai kajian. Salah satu wacana yang dihasilkan adalah melapisi tangga dengan kayu jati dan kayu ulin. Namun hingga saat ini masih mencari model pelapis yang sesuai dengan tangga dan lantai candi.

Selain melakukan upaya pelapisan lantai dan tangga candi, pengelola yang dalam hal ini Balai Konservasi Borobudur mencari terobosan lain, yaitu dengan membuat sebuah desain alas kaki khusus bagi pengunjung ketika berjalan di lantai Candi Borobudur. Alas kaki tersebut harus aman dan nyaman, artinya harus nyaman dipakai pengunjung dan tidak merusak struktur batu candi. Oleh sebab itu, Balai Konservasi bekerjasama dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko bekerjasama menyelenggarakan sayembara desain sandal Candi Boroburur.

Menurut ketua penyelenggara sayembara Marsis Sutopo, sayembara desain sandal Candi Borobudur dimulai pada bulan Juni 2015, “Pada awalnya terdapat 82 peserta yang mendaftarkan diri, namun hanya 39 yang mengirimkan hasil karya. Dan dari 39 karya, melalui proses panjang dari dewan juri ditetapkan 5 karya terbaik.”

Beberapa kriteria yang menjadi poin penilaian adalah konsep desain dan motif diutamakan nilai keunikan dan artistik, aspek ergonimis, komposisi bahan dan biaya yang digunakan, kreativitas, keharmonisan antar konsep, sumber ide desain, dan keunikan motif.

Dalam sayembara ini, karya desain dinilai oleh dewan juri yang berkompeten di bidang seni, diantaranya Prof. Dr. Sumijati Atmosudiro sebagai ketua, Prof. Dr. Inajati Adrisijanti, Marsis Sutopo, dan lain-lain.

Proses penjurian tahap 1 menentukan 10 nominator terbaik. Sepuluh nominator terbaik diminta mempresentasikan hasil karya dengan membawa contoh fisik sandal. Dari 10 karya dipilih 5 karya terbaik. Dari 5 finalis ini kemudian dibiayai oleh panitia untuk merealisasikan idenya ke dalam bentuk nyata (prototipe). Prototipe sandal dari 5 finalis langsung diuji di Candi Borobudur, dan hasil ujicoba yang kemudian menjadi penilaian akhir pemenang sayembara dengan diambil juara 1, 2, 3 dan harapan 1 dan 2.

Setelah melalui proses panjang, akhirnya pemenang lomba dapat ditentukan dan diumumkan pada Sabtu (10/10) di pendopo Witarka, Hotel Manohara, komplek Candi Borobudur.

“Lomba desain sandal ini merupakan salah satu cita-cita almarhum Bapak Sukamto (mantan direktur utama PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko) untuk tetap melestarikan Candi Borobudur,” ujar Marsis saat pengumuman dan penganugerahan pemenang lomba sayembara.

Acara penganugrahan sendiri dihadiri oleh Direktur Pelestarian Cagar Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Direksi PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko; dewan juri; dan pemenang lomba desain.

20151012 Inilah Juara Sayembara Desain Sandal Borobudur_2 20151012 Inilah Juara Sayembara Desain Sandal Borobudur_3

Direktur Pelestarian Cagar Budaya Hari Widianto mengatakan bahwa batu itu keras, namun kalau ditetesi air secara terus menerus lama-lama akan aus dan menjadi rusak, “Saat ini telah banyak kerusakan di struktur bangunan candi yang disebabkan oleh sepatu-sepatu kulit para pengunjung. Saya berharap dengan hasil lomba ini Candi Borobudur dapat bertahan hingga jutaan tahun sehingga kita tidak disalahkan oleh anak cucu kita kelak.”

Rencananya desain sandal hasil sayembara akan direkomendasikan untuk dipakai pengunjung naik ke Candi Borobudur. “Sekarang desain sandal nyaman dan aman sudah ada, tinggal bagaimana mengimplementasikan di Borobudur,” tambahnya.

Sayembara desain sandal dimenangkan oleh Toyibah Kusumawati (Yogyakarta) sebagi juara pertama yang mendapatkan hadiran uang tunai seberar Rp 15 juta, diikuti oleh Puspita Sari Darsono (Yogyakarta) sebagai juara 2, Muhammad Iqbal Agus Saputro (Yogyakarta) sebagai juara 3, Dewi Susanti (Bandung) sebagai juara harapan 1, dan Wahyu Srihartono (Solo) sebagai juara harapan 2.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara