Foto : Dok. Panitia
Meskipun masa Waisak telah berakhir, antusias umat Buddha untuk merayakan hari besar ini tetap membara di beberapa daerah, termasuk Lombok Utara. Pada hari Minggu (30/6/2024), Lapangan Tioq Tata Tunaq Kecamatan Tanjung dipenuhi oleh ribuan umat Buddha untuk menghadiri perayaan Dharmasanti Waisak. Sebanyak 4.500 umat yang hadir dalam perayaan ini berasal dari 39 Vihara di Kabupaten Lombok Utara, meliputi 6 vihara dari Lombok Barat dan 3 vihara dari Kota Mataram.
Hadir dalam acara tersebut YM. Bhikkhu Nyanasuryanadi beserta sejumlah anggota Sangha lainnya, Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu, Kakanwil Kementrian Agama Provinsi NTB H. Zamroni Aziz, Kapolres Kabupaten Lombok Utara, Dandim Lombok Barat, Pembimas Buddha Provinsi NTB, DPRD Provinsi NTB, Pimpinan OPD Lingkup Pemerintah Kab.Lombok Utara, Polsek Tanjung, Ketua FKUB Kab.Lombok Utara, Pimpinan Majelis, serta Kepemudaan dan Mahasiswa Buddhis se-Provinsi NTB.
Ketua Panitia, Sutranto, menjelaskan pentingnya Hari Trisuci Waisak sebagai momen untuk merefleksikan dan mengamalkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari. Sesuai tema Waisak “Kesadaran Keberagamaan Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia”, perayaan ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai toleransi bagi segenap lapisan masyarakat, khususnya di Lombok Utara.
“Dharmasanti Waisak ini menjadi sarana untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur ajaran Buddha Gautama, serta memperkokoh persaudaraan umat Buddhis. Selain itu juga untuk memantapkan kerukunan beragama, menjalin silaturahmi bersama pihak pemerintah, dan memperteguh cara pandang kehidupan beragama yang moderat,” ungkap Sutranto.
Perayaan dimulai dengan karnaval dari pasar Tanjung menuju lokasi Dhamrmasanti, diiringi oleh kesenian tradisional Lombok. Sebanyak 14 Gendang Beleq yang merupakan bantuan Dirjen Bimas Buddha Republik Indonesia turut memeriahkan karnaval. Setibanya di lokasi acara, umat dan para tamu undangan disuguhkan pertunjukan Tari Janger dari SMB Karang Panasan dan Drama Riwayat Hidup Buddha Gautama oleh Muda mudi Tebango.
Berbagai kesenian lain juga turut mengisi sesi hiburan seperti Tari Puja Ibu oleh WBI Tebango, Tari Babar Layar oleh muda mudi Karang Panasan, dan Tari Teratai Pelita Dunia oleh Patria Lombok Utara. Tampilan beragam kesenian ini memperkuat ciri khas perayaan Waisak umat Buddha yang lekat dengan budaya lokal, seperti halnya perayaan di beberapa daerah lainnya di Indonesia.Acara dilanjutkan dengan Dhammadesana oleh Bhante Nyanasuryanadi, serta sambutan dari Bupati Lombok Utara H. Djohan Sjamsu dan KAKANWIL Kementrian Agama Provinsi NTB H. Zamroni Aziz. Acara ditutup dengan doa oleh Bhikkhu Upasilo, menandai kesuksesan perayaan Dharmasanti Waisak tahun ini.
Dengan berbagai kegiatan yang mengedepankan nilai-nilai budaya dan spiritual, perayaan ini tidak hanya memperkuat hubungan antarumat Buddha tetapi juga memupuk kerukunan dan toleransi antarumat beragama di Lombok Utara.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara