• Thursday, 6 December 2018
  • Surahman Ana
  • 0

BuddhaZine yang berdiri sejak 1 Desember 2011, telah menjadi sebuah situs berita Buddhis yang cukup banyak memberikan kontribusi terhadap informasi perkembangan Buddhadhamma di Indonesia. Keberadaan dan keberlangsungan BuddhaZine hingga saat ini tak lepas dari peran besar seorang putra Kebumen yaitu Sutar Soemitro (Kang Sutar) sebagai pendiri BuddhaZine. Tepat pada 1 Desember 2018 merupakan hari ulang tahun BuddhaZine yang ke-7.

Perayaan ulang tahun dilaksanakan di kediaman Kang Sutar yang beralamat di Purwodadi, Kebumen. Acara dilaksanakan di kediaman Kang Sutar bukan hanya untuk merayakan ulang tahun BuddhaZine, namun juga untuk menggelar doa bersama bagi kesembuhan Kang Sutar yang saat ini sedang mengalami sakit.

Atas upaya dari tim BuddhaZine yang turut hadir sebagai panitia, acara berlangsung dengan lancar dan penuh rasa haru. Para peserta yang berjumlah kurang lebih 150 orang melibatkan umat Buddha dari Vihara Buddhakirti yang berada di dusun tempat tinggal Kang Sutar. Nampak juga beberapa umat lain turut diundang dalam perayaan ulang tahun.

Acara dimulai pada pukul 19.00 WIB dengan pujabhakti dan pembacaan paritta untuk kesembuhan Kang Sutar. Suasana haru kian terasa ketika memasuki sesi sambutan yang diawali oleh sesepuh umat Buddha Purwodadi, Pak Parjo Dharmasuwito.

Baca juga: Ulang Tahun BuddhaZine ke-7 Migunani Tumrap ing Liyan

Dalam sambutannya Pak Parjo mengungkapkan rasa bangga dan harunya kepada Kang Sutar yang walaupun dalam keadaan sakit keras tetap semangat membantu umat Buddha dan tetap berkarya melalui pemikiran-pemikirannya demi kemajuan BuddhaZine dan Buddhadhamma.

“Saya sendiri mewakili seluruh umat Buddha sangat bangga dengan Mas Sutar ini, beliau kemarin sewaktu di vihara Kami mengadakan Kathina yang walaupun dalam keadaan sakit seperti ini namun tetap mau membantu kami. Beliau menghubungi rekan-rekan dari luar dan tiba-tiba banyak bantuan yang datang kepada kami. Saya sendiri terkadang merasa tidak tega melihat kondisi Mas Sutar, namun semangat dan kepeduliannya terhadap umat Buddha membuat saya benar-benar terharu.

“Maka dari itu saat ini kami segenap umat Buddha sangat mendukung dan mendoakan kepada Mas Sutar, semoga segera cepat sembuh dan kepada kelompok dari BuddhaZine maju terus, berjuanglah demi Dhamma. Sehingga Dhamma akan terus berputar tidak bisa dihentikan,” ungkap Pak Parjo.

Menanggapi sambutan Pak Parjo dan atas pembacaan paritta untuk kesembuhan Kang Sutar, ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada segenap umat yang turut hadir. Sembari menceritakan kisah BuddhaZine, Kang sutar meneteskan air mata mengingat upaya kerasnya dalam memperjuangkan BuddhaZine dan juga mengingat bimbingan yang tak pernah berhenti dari dosen beliau hingga BuddhaZine masih tetap bertahan sampai saat ini.

“Terima kasih Pak Parjo dan kepada semua umat Buddha semua, Namo Buddhaya. BuddhaZine ini lahir 1 Desember 2011, kebetulan saya yang mendirikan sama dosen saya di Nalanda Pak Jo Priastana. Beliau ini yang selalu membimbing saya dalam hal Buddhadhamma. Kedua orang tua saya sudah nggak ada, lha Pak Jo sebagai bapak angkat saya yang pertama. Tepuk tangan buat Pak Jo.”

“Jadi BuddhaZine ini berdiri sejak tujuh tahun yang lalu. Terus sebenarnya apa sih BuddhaZine ini, BuddhaZine itu kalau Bapak Ibu buka hp dan pingin tahu tentang agama Buddha. Semisal oh umat di Jakarta lagi ada apa sih, lalu buka internet terus ke BuddhaZine ada semuanya. Jadi kita nggak melihat latar belakang apa pun, yang penting itu bagus buat agama Buddha, itu bermanfaat buat agama Buddha kami akan beritakan. Kami memberitakan kepada semuanya tentang hal-hal yang baik, supaya pembaca maju dalam hal-hal yang baik sesuai Buddhadhamma.”

“Yang kedua saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, semua tim yang dengan susah payah, semoga akan terus bermanfaat untuk sekarang dan ke depannya. Termasuk juga kepada para donatur saya ucapkan terima kasih selama tujuh tahun terus memberikan bantuan buat perkembangan agama Buddha melalui BuddhaZine.”

Menutup sambutannya Kang Sutar menyampaikan harapan bagi BuddhaZine ke depan. “Yang terakhir kepinginnya BuddhaZine ini bertahan jangka panjang nggak cuma bikin berita tentang agama Buddha, tapi juga bikin manfaat lain, misalnya suatu saat kita bikin program misalnya anak-anak sini nih butuh biaya sekolah atau kuliah, nanti kita bisa mencarikan channel orang yang ingin membantu. Juga untuk yang lain, maunya segala hal yang bermanfaat semoga kita bisa membantu,” tutur Kang Sutar menutup sambutannya.

Sesi sambutan terakhir diisi oleh seorang dosen STAB Nalanda yang menjadi pembimbing Kang Sutar dalam mendirikan dan mempertahankan BuddhaZine, Pak Jo Priastana.

“Saya senang sekali malam ini bisa bersama-sama di sini, terutama bisa mejenguk Sutar. Yang kita fokuskan malam ini adalah untuk kesembuhan Mas Sutar dari penyakitnya dan kita selalu optimis. Tadi kita membacakan paritta-paritta khusus untuk kesembuhan Mas Sutar. Itu bagi saya merupakan kekuatan, tentunya kita membacakan dari hati kita yang terdalam dengan penuh simpati, penuh kasih sayang kepada Mas Sutar.”

“Kita selalu optimis, dan cara kita malam ini adalah cara spiritual sesuai agama Buddha, memancarkan cinta kasih untuk kesembuhan Mas Sutar yang sudah sangat berjasa kepada umat Buddha di Indonesia dengan karyanya BuddhaZine. Saya selalu memberi dukungan kepada Mas Sutar supaya terus berkarya,” terang Pak Jo.

Pak Jo pun mengungkapkan kebanggaannya kepada Kang Sutar selama menjadi mahasiswa di STAB Nalanda, “Bagi saya sebagai dosen, di antara mahasiswa-mahasiswa STAB itu yang tentunya mahasiswa-mahasiswa STAB banyak yang sudah sukses atau juga memiliki kehidupan yang lain. Tapi ada satu yang unik di sini termasuk Mas Sutar yang berbeda dengan mahasiswa-mahasiswa yang lain apalagi kalau dilihat dari segi cita-cita atau pencapaian hidup.

“Satu lagi intinya adalah bahwa Sutar ini mau berkarya. Jarang sekali mahasiswa itu mau berkarya, kebanyakan kan selesai sekolah lalu bekerja. Tapi kalau Sutar ini mau meninggalkan pekerjaan untuk berkarya, yang saya setuju yang ini sebenarnya. Pingin saya seperti itu tapi saya sendiri tidak berani melakukan. Di situlah saya sangat menghargai dan kagum sekali dengan anak-anak yang mau memperjuangkan cita-citanya untuk berkarya mendirikan BuddhaZine. Karena dia tahu BuddhaZine itu salah satu masa depan umat Buddha dengan teknologi informasinya, yang nanti akan akrab dengan generasi kita,” tutur Pak Jo mengakhiri sambutannya.

Sebagai penutup acara, dilanjutkan dengan potong tumpeng ulang tahun dan makan bersama. Acara selesai sekitar pukul 10.00 WIB.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara