• Tuesday, 14 August 2018
  • Junarsih
  • 0

Perayaan Asadha di Vihara Dhammasundara Solo, pada Sabtu (11/8) dihadiri oleh Bhante Santacito, Bhante Jayasilo, Samanera Adhiseno, dan Attahasilani, serta dihadiri oleh umat sekitar Solo, Wonogiri, serta mahasiswa STAB Syailendra dan STABN Raden Wijaya.

Kebaktian dimulai dengan namakarapatha, pradaksina mengelilingi Candi Putih, pujabhakti, dan meditasi. Setiap umat membawa satu paket bunga, lilin, dan dupa untuk pradaksina. Setelah pujabhakti, dilanjutkan pembacaan Dhammacakkapavatana Sutta.

Bhante Santacito dalam Dhammadesana menjelaskan, “Beberapa hal penting yang terjadi saat perayaan Asadha adalah tiga ratana muncul di dunia, yaitu Buddha, Dhamma, Sangha. Ketika Bhante Annakondanna ditahbiskan, maka muncul Sangha. Dengan Dhammacakapavatana Sutta, maka kita bisa mengenal Dhamma,” terang bhante mengawali ceramahnya.

“Dhamma yang telah Buddha capai sangat dalam, punya makna yang sangat dalam. Buddha awalnya enggan membabarkan Dhamma, karena Dhamma yang beliau capai memiliki makna yang sangat dalam. Kemudian ada Brahma Sahampati yang mengatakan bahwa meski Dhamma sulit dipahami, bagi makhluk-makhluk yang memiliki sedikit debu akan memahami Dhamma itu sendiri.

Baca juga: Rayakan Asadha, Vihara Maitri Bumi Palembang Gelar Dhamma Talk 8 Hari

“Dhamma yang beliau realisasi adalah Empat Kebenaran Mulia. Ada dua jalan yang harus dihindari oleh mereka yang menjalani kehidupan sebagai pabajjita dan perumah tangga. Pada saat itu, lima petapa praktik mengejar kesenangan indriawi dan praktik menyiksa jasmani. Karena anggapan jalan itu untuk mencapai Nibbana.”

Bhante menambahkan, “Seseorang menderita karena batinnya. Saat kita menginginkan sesuatu dan mendapatkannya maka kita bahagia. Tapi kebahagiaan itu sementara, dan di situ terdapat kekotoran. Mengejar kekayaan dalam kehidupan itu tidak membawa kepada pencerahan. Melekat pada kenikmatan juga tidak membawa pada pencerahan. Oleh karena itulah Buddha melarang 5 petapa untuk menghindari dua jalan ekstrim.

“Kalau ada jalan yang bisa membawa pencerahan dan pembebasan, yaitu Jalan Tengah. Bukan jalan tengah antara penyiksaan diri dan kenikmatan indrawi, tapi jalan untuk meninggalkan hal ekstrim tersebut.”

Bhante Santacito menguraikan, “Buddha kemudian mengajarkan tentang empat kebenaran mulia. Inilah inti ajaran Buddha. Empat kebenaran mulia tentang penderitaan, sebab penderitaan, akhir penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan. Untuk mengatasi hal itu diajarkan jalan mulia berunsur delapan.

“Berpisah dengan yang dicinta, berpisah dengan kenyamanan, itu semua hanya keinginan kita yang menyebabkan penderitaan. Ketika ada keinginan menolak penderitaan, tidak ingin membenci, maka penderitaan akan lenyap.”

Bhante menegaskan bahwa penderitaan datang ketika kita merespon dengan tidak bijaksana. Merasa tersakiti dengan peristiwa yang terjadi, menolak peristiwa yang terjadi, membenci peristiwa yang terjadi, itulah yang menyebabkan kita menderita. Sama seperti saat kita bermeditasi, banyak pikiran muncul, merasa terganggu, apabila dihadapi dengan bijaksana, tidak ada keakuan, maka penderitaan tidak muncul.

“Yang membuat kita menderita adalah keinginan yang terbentuk dalam lobha (keserakahan), dosa (kebencian), dan moha (ketidaktahuan), keinginan menolak adalah kebencian, keinginan melekati adalah keserakahan, kebencian keserakahan muncul karena ketidaktahuan,” oleh sebab itu, penderitaan dapat diatasi dengan melenyapkan kekotoran batin (lobha, dosa, dan moha). Juga tanha (keinginan untuk melekati hal-hal yang disenangi harus dihindari).

“Memahami dan melihat penderitaan adalah jalan yang benar, maka ucapan, perbuatan, upaya, samadhi, dan konsentrasi akan menjadi benar. Itulah satu-satunya jalan yang diajarkan Buddha agar terbebas dari penderitaan,” pungkas Bhante.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara