• Tuesday, 2 October 2018
  • Ngasiran
  • 0

Ketika mendengar kata meditasi, masih banyak orang yang beranggapan hanya duduk bersila berjam-jam, memejamkan mata, dan memusatkan pikiran pada suatu objek. Anggapan ini sekaligus melahirkan persepsi bahwa meditasi hanya bisa dilakukan oleh orang dewasa saja.

Anggapan semacam ini ternyata terbukti tidak sepenuhnya benar. Meditasi yang berakar dari ajaran Buddha saat ini sudah berkembang dengan berbagai metode dan bisa dipraktikan semua orang, segala usia termasuk anak usia dini.
Anak-anak Sekolah Minggu Buddhis Vihara Buddhayana Dharmavira Center (BDC), Surabaya misalnya yang secara rutin melakukan meditasi hidup berkesadaran bersama.

Sekolah Minggu Vihara BDC terdiri dari 4 kelas; (1). Kelas Metta terdiri dari anak-anak play grup dan taman kanak-kanan, (2). Kelas Karuna, anak-anak Sekolah Dasar kelas 1 – 3, (3). Kelas Mudita, Sekolah Dasar kelas 4 – 6 dan Kelas Upekkha yang terdiri dari anak-anak Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jumlah keseluruhan anak Sekolah Minggu Buddhis Vihara BDC kurang lebih 150 anak.

“Kegiatan makan berkesadaran itu rutin dilakukan terutama bagi anak-anak kelas Mudita dan Upekkha. Mereka sudah terbiasa melakukannya, kadang mereka bisa meditasi makan coklat, pizza, minum milo dll,” turut Hudy Suharto, salah satu pengurus Vihara BDC Surabaya.

Baca juga: 5 Alasan Mengapa Anda Harus Mengajarkan Meditasi pada Anak-anak

Minggu, (30/9) adalah momen spesial menurut Pak Hudy. Kalau pada hari minggu-minggu biasa anak-anak melakukan meditasi sesuai dengan kelas masing-masing, kali ini seluruh kelas secara bersamaan melakukan meditasi bersama. “Meditasi makan kue bulan dan minum berkesadaran ini kita adakan untuk menyambut perayaan kue bulan yang diikuti oleh 80 anak, 11 pembina dan 20 orang tua.”

Dengan dibimbing oleh guru pembina sekolah minggu, anak-anak ini diajak untuk menyadari setiap proses menikmati makanan yang mereka makan. “Kami ingin mengajarkan kepada anak-anak bahwa meditasi bukan hanya duduk dan diam tutup mata. Tapi kita juga bisa melakukannya ketika kita sedang makan dan minum. Dengan menyadari setiap proses, mulai dari bentuk, warna, rasa, wangi dari makanan ini. Menyadari ketika makanan masuk kedalam mulut kita dan sebagainya.

“Juga dengan penuh kesadaran kita menyadari bawa kita bersentuhan dengan bumi. Mengetahui bahwa makanan dan minuman ini juga hasil jerih payah dari petani, tukang masak, dan semua orang yang berjasa dalam makanan dan minuman ini sehingga kita bisa menikmatinya. Itulah yang diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Sehingga selain mereka bisa makan dengan sadar dan tenang, mereka juga akan menghargai setiap makanan yang meraka makan,” jelas Pak Hudy.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *