• Wednesday, 24 April 2024
  • Surahman Ana
  • 0

Foto     : Tri Widiyanto dan Dok. Patria Kab. Semarang

Semarang, Selasa (23 April 2024) – Umat Buddha Indonesia berduka. Upacarika Sarwono, salah satu abdi Dhamma dari Vihara Dhammasasana (Sutesu) dan mantan Ketua DPC Pemuda Theravada Indonesia (Patria) Kabupaten Semarang (2004-2009), meninggal dunia setelah menjalani perawatan di RS Puriasih, Salatiga.

Sarwono meninggalkan istri dan satu anak berusia tujuh tahun. Selama ini ia tinggal bersama keluarga di Dusun Krajan, Desa Kenteng, Kec. Susukan, Kab. Semarang. Meski sibuk dengan urusan keluarga, Sarwono tetap penuh semangat dalam pengabdian demi kemajuan Buddha Dhamma di wilayah Semarang.

Di Patria, Sarwono tidak hanya berperan aktif di Kabupaten Semarang tetapi juga di seluruh Jawa Tengah. Kustiani, Pengurus Daerah Magabudhi Jawa Tengah, mengungkapkan, “Salah satu hal yang sering saya gunakan untuk contoh adalah sistem regenerasi dan kaderisasi, yang masih berlanjut di Kabupaten Semarang hingga sekarang. Di saat kondisi tidak maksimal, mas Sarwono salah satu orang terus menjaga semangat teman-teman Jateng sehingga tetap eksis.”

Kustiani juga menyoroti pendekatan kekeluargaan Sarwono dalam menjaga dan memotivasi teman-teman di DPC Patria lainnya. “Suasana kebatinan yang akrab dan hangat bersama Mas Sarwono adalah hal yang saya rindukan,” tambahnya.

Sebagai Ketua Patria Kabupaten Semarang, Sarwono berhasil menggerakkan organisasi dengan menginisiasi beberapa usaha seperti penggilingan kopi dan peternakan kambing. Prestasinya tak berhenti di situ; Sarwono juga berhasil mengantarkan kader Kabupaten Semarang meraih juara pada Porseni Patria tingkat daerah dan nasional.

Selain itu, Sarwono juga aktif di berbagai organisasi lain seperti Magabudhi Kabupaten Semarang, LPKB Kabupaten Semarang, dan tentunya Vihara Dhammasasana. Pekerjaan sehari-harinya sebagai kepala urusan keuangan di Balai Desa Kenteng juga tak pernah mengurangi dedikasinya. Saat wafat, Sarwono tengah terlibat sebagai Ketua Panitia Peresmian Vihara Dhammasasana yang direncanakan pada 9 Juni 2024.

Kabar meninggalnya Sarwono mengejutkan banyak pihak. Alasan sakit gigi yang dikeluhkannya hanya dua hari sebelum meninggal ternyata menjadi penyebabnya. “Sebelum meninggal, beliau sempat menginformasikan kepada panitia bahwa tidak bisa hadir karena sakit gigi. Namun, setelah rapat selesai, kita semua mendapat kabar yang sangat mengejutkan,” imbuh Kustiani.

Kepergiannya menjadi duka yang mendalam bagi keluarga, teman, dan rekan-rekan di Patria. Mimpi terakhir Sarwono, yakni menggelar reuni dengan teman-teman Patria dari masa lalu, belum sempat terwujud.

Semoga kebajikan dan dedikasi Sarwono mengantarnya ke alam bahagia dan selalu berada dalam lindungan Sang Triratna dalam perjalanan ke kehidupan selanjutnya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *