• Thursday, 3 January 2013
  • Sutar Soemitro
  • 0

Sebanyak 126 orang berlatih menjalani kehidupan monastik sebagai peserta Pabajja Samanera Sementara tanggal 21-31 Desember 2012. Program pelatihan itu diadakan oleh Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya bekerjasama dengan Dhammakaya Foundation Thailand bertempat di kampus STABN Sriwijaya, BSD, Tangerang, Banten.

Ini adalah pertama kalinya STABN Sriwijaya mengadakan pabajja samanera, dan terasa istimewa karena bekerjasama dengan Dhammakaya Foundation dari Thailand yang sangat berpengalaman mengorganisir kegiatan monastik massal, bukan hanya di Thailand namun juga di sejumlah negara lain.

Sebanyak 15 bhikkhu dari Thailand hadir langsung dalam upacara penahbisan yang dilakukan tanggal 25 Desember. Lima bhikkhu diantaranya tercatat menjadi guru pembimbing program pelatihan tersebut. Upacara penahbisan itu sendiri dipimpin oleh salah satu bhikkhu senior dari Dhammakaya, Luangpo Dhammakirti Wong.

Luangpo Dhammakirti adalah salah seorang bhikkhu yang tercatat paling banyak menahbiskan samanera dan bhikkhu di Thailand dan juga seluruh dunia. Banyak karya Buddhis yang telah dibuatnya, bahkan Kerajaan Thailand memberinya gelar “The High Royal Person” (Orang Yang Diakui Kerajaan).

“Zaman dulu negara ini (Indonesia) adalah negara agama Buddha yang kita semua tahu. Pabajja samanera kali ini menjadi sejarah yang penting untuk membangkitkan kembali agama Buddha di negara ini,” ujar Luangpo.

Ia menjelaskan, tujuan ikut pabajja adalah untuk menambah kebajikan bagi diri kita masing-masing. “Ikut pabajja adalah untuk memahami bagaimana hidup sesuai dengan jalan Dhamma, yang kemudian kita bawa untuk dijalankan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan yang merupakan tujuan hidup yang kita inginkan.”

Luangpo mengatakan, pabajja adalah belajar melatih hati (kammathana). “Pelatihan hati (kammathana) adalah prinsip pertama agar kita bisa memahami ajaran Dhamma dengan baik,” ujar Luangpo. Pelatihan yang pertama adalah mula kammathana (pelatihan hati awal) melalui organ tubuh, yang meliputi perenungan terhadap rambut kepala (kesa), bulu badan (loma), jari dan kuku (nakha), gigi (danta), dan kulit (taco).

“Lima organ tubuh ini adalah obyek meditasi agar hati dan pikiran kita bening dan tenang. Kita harus melatih konsentrasi terlebih dulu sebelum melatih meditasi yang lebih tinggi,” urai Luangpo.

 

20130103 STABN Sriwijaya dan Dhammakaya Thailand Adakan Pabajja Samanera Sementara_2

Praktek Ajaran Buddha

Para bhikkhu dari Dhammakaya merasa senang karena umat Buddha antusias menyambut pabajja kali ini. Ratusan umat yang terdiri dari orangtua peserta pabajja, sponsor, dan masyarakat umum hadir saat upacara penahbisan. Begitu juga ketika diadakan puja lilin saat purnama uposatha dan pindapatta tanggal 30 Desember yang dihadiri oleh sekitar 500 umat.

Salah satunya adalah Ni Luh Kartini, istri dari Sapardi, Ketua STABN Sriwijaya. Hatinya bergetar ketika upacara penahbisan. Bagaimana tidak, enam peserta pabajja adalah keluarga besarnya: suami, anak, mertua, ipar, keponakan, dan adik sambung. Ia pun tak kuasa menahan air mata usai menyerahkan jubah kepada suaminya. “Awalnya (air mata) ditahan dulu di depan Bapak, saya nggak mau kelihatan saya nangis. Setelah pergi baru keluar air mata,” kata Ni Luh.

Menurutnya, Juniardi, anak pertamanya yang kini tercatat sebagai mahasiswa semester tujuh STABN Sriwijaya, dari dulu memang ingin jadi samanera. “Tapi saya sebagai orangtua menekankan jangan dulu sebelum punya ilmu, paling tidak sarjana, supaya ada bekal. Nanti seandainya sudah punya ilmu, sudah punya bekal, silahkan…” ujar Ni Luh.

Peserta pabajja kali ini memang bukan hanya mahasiswa STABN Sriwijaya, namun juga ketua STABN, dosen dan staf, serta masyarakat umum. Selama 10 hari latihan, mereka menjalankan pelatihan sejak pukul lima pagi dengan baca paritta pagi selama satu jam. Ada juga baca paritta petang. Aktivitas lain adalah diskusi dan meditasi pagi, siang, dan malam masing-masing selama dua jam. Aktivitas selesai pukul 10 malam.

Hendra, mahasiswa semester tujuh STABN Sriwijaya, menyebut pabajja kali ini sangat menekankan kedisiplinan. Hendra bisa berkata begitu karena ia sebelumnya pernah ikut pabajja di tempat lain tapi tidak sedisiplin kali ini. Bahkan sampai ada sesi yang pengajarnya dari kepolisian untuk mengajarkan cara berjalan, duduk, hingga berbaris.

Ia ikut pabajja kali ini, selain karena memang tertarik, juga karena penasaran dengan Dhammakaya Foundation. Ia menjelaskan, “Saya secara pribadi ingin tahu bagaimana Sangha Dhammakaya, salah satu Sangha di Thailand menjalankan pabajja di Indonesia. Karena waktu lihat di Youtube, mereka bisa mengadakan pabajja dengan jumlah samanera ribuan tapi sangat rapi. Dan ternyata memang benar terbukti. Dhammakaya mengorganisir semuanya dengan sangat rapi dan disipilin.”

Baginya, mengikuti pabajja adalah untuk mempraktekkan ajaran Buddha. “Setelah mengetahui teorinya, kita datang, lihat dan buktikan (ehipassiko) apa yang diajarkan Sang Buddha, dan dengan pabajja ini mempraktekkan ajaran Sang Buddha dengan praktek,” jelas Hendra. “Banyak manfaat yang didapat, setidaknya menjadi lebih tenang, lebih bisa menjaga sikap dalam kehidupan sehari-hari. Banyak perubahan positif dalam diri saya, contohnya, dalam perbuatan, ucapan, dan pikiran menjadi lebih sadar.”

 

20130103 STABN Sriwijaya dan Dhammakaya Thailand Adakan Pabajja Samanera Sementara_3

Menyebarkan Meditasi

Dhammakaya belum lama hadir di Indonesia. “Dhammakaya berkonsentrasi pada pencerahan Buddha. Dhammakaya secara harfiah berarti tubuh Buddha untuk mencapai pencerahan,” jelas Ven. Ronnapob Jotilabho, asisten direktur departemen hubungan internasional Dhammakaya. Misinya adalah menyebarluaskan meditasi. Tentang ini, Ven. Ronnapob Jotilabho menjelaskan, “Teknik meditasi kami sangat sederhana. Ketika pikiran kita damai, bawalah ke dalam pusat tubuh. Ketika di dalam diri kita damai, luar diri kita pun akan damai. Ini akan membawa kebahagiaan bagi dunia.”Metode meditasi Dhammakaya menitikberatkan pada tujuh titik jasmani sebagai obyek dimana perut sebagai pusat pikiran.

Dhammakaya Foundation didirikan oleh Ven. Phrathepyanmahamuni (Luangpo Dhammajayo), Master Nun Chandra Khonnokyoong, dan beberapa murid pada tanggal 20 Februari 1970 di Thailand.“Beliau mengajarkan meditasi, beliau ingin agar semua orang di dunia damai dan bahagia,” ujar Ven. Ronnapob. Kini Dhammakaya telah mendirikan 70 cabang di lima benua di seluruh dunia, termasuk di Jakarta.

STABN Sriwijaya bekerjasama dengan Dhammakaya Foundation karena sebelumnya pernah bekerjasama dengan Dhammakaya Meditation Center cabang Indonesia. Pada November lalu, Sapardi menghadiri sebuah acara Dhammakaya Foundation di Thailand. “Dhammakaya sangat luar biasa dalam membentuk empat karakter, yaitu bersih, rapi, sopan, dan tepat waktu. Keempatnya adalah wujud dari Dharma, merupakan karakter Buddhis yang harus dikembangkan,” jelas Sapardi.

Ini bukan pertama kalinya STABN Sriwijaya bekerjasama dengan organisasi Buddhis internasional. Sebelumnya mereka telah bekerjasama dengan Tzu Chi yang memberikan bantuan pembangunan gedung kuliah dan pengajaran budaya humanis dari Tzu Chi.

“Karena prinsipnya sama-sama ingin mengembangkan Buddha Dharma, kami harus melayani kepentingan semua umat Buddha. Kami terbuka untuk bekerjasama dengan siapa saja. Ke depan kami akan bekerjasama dengan Sangha yang ada di Srilanka, India, China, atau Jepang,” ujar Sapardi. Apalagi Sriwijaya akan ditingkatkan menjadi institut, dan ke depan akan menjadi world class Buddhist university.”

Program pabajja ini pun rencananya akan diadakan secara rutin agar bisa mendorong umat makin memahami dunia monastik Sangha. “Karena bagaimanapun, dengan adanya Sangha, agama Buddha akan berkembang. Tapi tanpa adanya Sangha, akan sulit (berkembang),” tandas Sapardi.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara