• Friday, 27 June 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Ngasiran

Sebanyak 29 siswa-siswi SMP dan SMA Sekolah Tri Ratna Jakarta baru saja mengakhiri pengalaman tak terlupakan selama empat hari sejak Minggu hingga Rabu (22-25 Juni 2025) di Dusun Sungapan, Desa Jamusan, Temanggung.

Kegiatan Live In bertema “Sadar, Peduli, Berbagi: Mengamalkan Ajaran Buddha di Tengah Masyarakat” ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan momen berharga dimana para siswa tinggal bersama warga setempat dan mengalami langsung kehidupan masyarakat. Selama berkegiatan, para siswa menginap di Vihara Metta Sila.

Kepala SMP Triratna Jakarta, Denis Guritno Sri Sasongko, menyampaikan bahwa tujuan live ini untuk menumbuhkembangkan kepedulian dan sikap empati pada diri para siswa. Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas sambutan hangat umat Buddha dan warga Dusun Sungapan.

“Kepedulian dan sikap empati, dua hal yang kami rasa cukup sulit diterapkan di lingkungan sekolah yang terbatas di sela kepadatan penduduk Kota Jakarta, maka kami ajak anak-anak untuk menikmati udara dan berbaur dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Karena ini yang pertama kali dilaksanakan di luar kota, tentu menjadi semangat untuk kami, ketika kembali ke Jakarta bisa menceritakan hal-hal baik yang kami dapatkan di tempat ini,” terang Denis.

Hal senada juga diungkapkan Robertus Afrianus Nanga Noo, M.Pd., Kepala Unit SMA Triratna, yang berharap kegiatan ini akan memberikan pelajaran serta bekal hidup bermasyarakat bagi siswa-siswanya kelak. Dalam evaluasi selama berkegiatan, Robert menilai para siswa sangat antusias serta mendapatkan nilai-nilai baru yang tidak didapatkan dalam proses pembelajaran dalam kelas.

“Hal-hal menarik, anak-anak mampu mengalami langsung dan memetik pelajaran bahwa kehadiran mereka tidak hanya sebagai siswa melainkan juga sebagai bagian dari masyarakat. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat mengalami kedewasaan dalam diri mereka,” ujar Robert.

“Mereka juga belajar langsung bagaimana para umat melaksanakan kegiatan keagamaan serta bagaimana umat Buddha di sini melakukan interaksi sosial bersama umat beragama lain. Dan ini menjadi pelajaran penting bagi anak ketika kelak mereka hidup di tengah masyarakat Indonesia yang plural ini,” imbuhnya.

Banyak pengalaman dan pengetahuan dari berbagai aspek kehidupuan yang didapatkan para siswa ketika mereka bersentuhan bahkan mengalami sendiri bagaimana masyarakat pedesaan merajut kehidupan sehari-hari. Hal ini pula yang dirasakan salah satu murid kelas VIII SMP Triratna, Devika Lakshmi.

“Kami jadi tahu rasanya hidup di desa, dan pengalaman yang menarik saat di ladang, saya kaget ternyata di ladang tuh panas dan banyak serangga, tapi saya tetap senang ada hal-hal baru yang saya alami. Warga di sini ramah sekali, setiap ketemu orang asing sekalipun saling manyapa, terus mudah berbagi warganya, murah senyum, dan saya melihat meskipun kehidupan mereka sederhana tetapi rasanya lebih bahagia dari pada di kota,” ungkap Devika.

Demikian juga dengan Vincent Leonardo, siswa Kelas XI SMA Triratna, yang merasakan keseruan saat berkegiatan di ladang orang tua asuhnya.

“Saya jadi anak asuh Pak Sukardi, hari pertama saya pergi ke ladang naik motor, terus metik kopi dan mengenal buah-buah di ladang. Di rumah belajar menjemur kopi, hari kedua mencabut hama rumput dan mencari kayu bakar. Seru sekali ternyata dapat pengalaman baru, saya juga jadi belajar hidup mandiri,” kata Vincent.

Bukan hanya bagi para guru dan siswa, kegiatan ini juga mengesankan bagi umat yang menjadi orang tua asuh. Seperti halnya Bu Trimah yang mengasuh dua siswa selama berkegiatan, berharap adanya kegiatan serupa di tahun-tahun mendatang.

“Mereka anak asuh sangat menyenangkan, cepat beradaptasi, sopan, dan lucu. Ini momen bagus bagi anak-anak kota bisa mengenal kehidupan dan kegiatan masyarakat pedesaan. Semoga anak-anak tidak lupa dengan kami dan tahun-tahun depan bisa kembali ke sini,” ungkap Bu Trimah.

Meski berbaur dalam kehidupan masyarakat, kegiatan ini juga tidak lepas dari penerapan nilai-nilai Buddha Dharma. Setiap hari dimulai dengan puja bakti pagi dan meditasi sebelum beraktivitas. Selain itu, para siswa ditekankan untuk melatih mindfulness selama berkativitas bersama warga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *