Paguyuban Umat Buddha Ananda menyelenggarakan Dharma Santi Waisak 2566 BE/2022 di pelataran Vihara Veluvana Gembleb, Kaloran, Kaloran, Temanggung, Minggu (5/6). Paguyuban yang terdiri dari 11 vihara ini antusias mengikuti Waisak di tengah guyuran hujan. Empat Bhikkhu Sangha, aparat desa setempat, dan ratusan umat Buddha menghadiri kegiatan ini.
Rangkaian belasan tumpeng terpajang di depan umat yang kompak berseragam adat Jawa. “Ini kurang lebih 300 umat yang hadir. Umat datang dengan membawa tumpeng untuk nanti acara makan bersama. Tumpeng ini sebenarnya untuk dilombakan tetapi sekalian juga untuk makan umat,” ujar Slamet Apriyanto, ketua panitia Waisak.
Walyoto, Kepala Desa Kaloran menyampaikan rasa senangnya bisa menghadiri Waisak kelompok Ananda. “Saya sangat senang bisa hadir di sini dalam acara Waisak ini. Dalam kondisi hujan seperti ini tapi umat tetap semangat datang. Bahkan saking senangnya, saya memilih untuk hadir dalam acara ini padahal saya juga ada undangan acara yang bersamaan,” katanya.
Bhante Subhacaro: Enam Landasan Hidup Rukun Damai
Pesan Waisak disampaikan oleh Bhante Subhacaro. Berkenaan tema Waisak yang mengangkat tentang moderasi beragama, bhante menyampaikan bahwa sebagai umat Buddha hendaknya menerapkan enam landasan untuk mewujudkan kerukunan dalam masyarakat. “Umat Buddha harus memahami dan melaksanakan enam landasan supaya mampu menciptakan kehidupan yang rukun dan damai, apalagi di Indonesia ini kita hidup di tengah-tengah keragaman adat, budaya, bahkan agama,” jelas bhante.
“Tentang enam faktor pembentuk kerukunan ini, Sang Buddha telah mengajarkan kepada kita yang termuat dalam Saraniyadhamma Sutta, yang isinya adalah; pertama dalam melakukan perbuatan harus dilandasi dengan cinta kasih terhadap sesama, kedua melakukan ucapan juga harus didasari dengan cinta kasih, ketiga harus mempunyai pikiran yang disertai cinta kasih terhadap sesama, keempat menjalankan kedermawanan, kelima harus menjaga sila atau mempunyai kemoralan yang baik, keenam harus mempunyai pandangan yang benar,” imbuh bhante.
“Jika umat Buddha mampu menjalankan enam landasan ini, maka dalam kehidupan bermasyarakat akan mampu mewujudkan kerukunan dan kedamaian,” pungkasnya.
Menjelang akhir perayaan, acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni perwakilan dari setiap vihara. Acara ditutup dengan pembagian hadiah bagi para juara lomba. Hingga selesai acara, cuaca masih gerimis disertai temaram sinar matahari sore. [MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara