• Tuesday, 25 May 2021
  • Ngasiran
  • 0

Kampung Buddha Krecek, Desa Getas, Kec. Kaloran, Temanggung mempunyai cara sendiri dalam menyambut Waisak. Dusun dengan penduduk 99% beragama Buddha itu juga menggelar serangkaian kegiatan Waisak dengan balutan tradisi budaya Jawa. Mulai seminar virtual memaknai Waisak, mengadakan bakti sosial, menjalankan Sebulan Pendalaman Dharma (SPD), berlatih menjalankan atanggasila (8 latihan moral), membersihkan vihara, berdana persembahan sarana puja, dan masih banyak lainnya.

1. Membaca Sutra Semalam Suntuk

Seperti vihara-vihara pada umumnya, umat Buddha Dusun Krecek juga menjalankan Sebulan Pendalaman Dharma (SPD). Selama satu bulan penuh setiap pagi dan sore hari umat melakukan puja bakti bersama di vihara. Yang menjadi menarik, puja bakti di vihara ini dibuka dengan kidung puja sesaji Kinanthi Saba Kastawa.

Sebagai penutup dari acara SPD sebelum puncak Waisak, umat Buddha Krecek membaca paritta semalam suntuk. Dalam situasi pandemi seperti tahun kemarin, dan tahun ini pembacaan paritta dibagi menjadi beberapa kelompok yang setiap 1 jam bergantian.

Acara ini dimulai dari pukul 19.00 WIB dengan puja bakti bersama. Selesai itu baru dilanjut giliran yang terdiri dari 10 – 20 orang setiap kelompoknya dan berakhir pada pukul 6 pagi.

2. Nyekar

Nyekar ke makam leluhur sudah menjadi tradisi wajib bagi masyarakat Kampung Buddha Krecek menjalang Waisak. Menurut penuturan Suyanto, Manggalia Dusun Krecek, nyekar Waisak sudah dijalankan sejak masyarakat Krecek menganut ajaran Buddha.

“Di sini, setiap momen bahagia seperti Waisak kita ingat kepada orang tua kita yang sudah mendahului,” kata Suyanto.

Sebelum nyekar, umat berkumpul di ruang dharmasala, Vihara Dhammasarana untuk melakukan puja bakti pelimpahan jasa sebelum ke makam. Di makam mereka membersihkan makam keluarga masing-masing. Setelah semua bersih, mereka membacakan doa pelimpahan jasa dan diakhiri dengan tabur bunga.

3. Prosesi Pengambilan Air Waisak

Hingga saat ini paling tidak ada tiga mata air yang mencukupi kebutuhan air sehari-hari masyarakat Dusun Krecek. Setiap satu tahun sekali, sumber mata air yang sudah dikasih Arca Dewi Tara itu di bersihkan dalam upacara sadranan kali dan diberi persembahan sesaji saat upacara-upacara adat dan masyarakat.

Tidak lepas dari makna ungkapan rasa terima kasih kepada air, pada saat Waisak umat Buddha Krecek mengadakan prosesi pengambilan air Waisak dari ke tiga sumber tersebut. Dengan mengenakan busana Jawa, masyarakat semua usia berjalan beriringan menuju sumber mata air untuk memberi sesaji dan mengambil air untuk ditempat kan di altar vihara.

“Air ini yang sudah memberikan kehidupan bagi kita semua. Jadi penting menyampaikan ke generasi muda untuk selalu menghargai alam, berterima kasih, dan merawatnya. Salah satunya di saat Waisak seperti ini,” terang Mbah Sukoyo, pemimpin ritual ini.

4. Puja Bakti Detik-detik Waisak dan Sungkeman

Puncak dari peringatan Waisak adalah puja bakti detik-detik Waisak yang ditandai dengan purnama sempurna. Pada saat itu, umat Buddha di manapun berada biasanya melakukan meditasi detik-detik Waisak. Begitu juga dengan umat Buddha di Kampung Buddha, Krecek.

Di masa pandemi seperti tahun lalu, dan tahun ini puja bakti detik-detik Waisak dilakukan di vihara, Pendopo Paud, dan halaman sekitar lingkungan Paud supaya bisa tetap menerapkan protokol kesehatan. Tidak ada ceramah dharma atau pesan Waisak karena tidak ada bhikkhu yang hadir. Selesai meditasi detik-detik Waisak selanjutnya adalah sungkeman anak dengan orang tua sebagai wujud bakti.

5. Gendurian

Gendurian dan makan bersama menjadi pamungkas rangkaian peringatan Waisak di Kampung Buddha, Krecek. Masing-masing keluarga membawa makanan dari rumah masing-masing untuk dimakan bersama. Maknanya sederhana, sebagai ungkapan rasa syukur, juga untuk mempererat dengan sesama. Dalam bahasa orang kota disebut sebagai ramah-tamah.

Seperti juga tahun lalu, dimasa pandemi rangkaian Waisak di Dusun Krecek hanya dilakukan oleh warga Dusun Krecek saja. Tidak menerima tamu dari luar.

Ket. Foto adalah dokumentasi Waisak tahun 2019

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *