• Monday, 18 April 2016
  • Ngasiran
  • 0

Setelah Medan, Jakarta, Bandar Lampung dan Pangkal Pinang, akhirnya Ajahn Brahm Tour d’Indonesia sampai di Yogyakarta. Tidak berbeda dengan tempat-tempat sebelumnya, Dhamma talk Ajahn Brahm ini dihadiri ribuan orang, mencapai 1.800 orang.

Umat Buddha yang hadir tidak hanya dari Kota Pelajar tersebut, tapi juga dari berbagai kota lain, seperti Surabaya, Medan, Pangkal Pinang, Semarang, Temanggung, Wonosobo, dan lain-lain. Ketua Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Jotidhammo beserta bhikkhu lain juga turut hadir. Umat dari agama lain juga hadir, salah satunya adalah Zainal Abidin Banggir, Direktur CRCS Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Dhamma talk yang diselenggarakan oleh Ehipassiko Foundation yang didukung oleh Vidyasena Vihara Vidyaloka ini digelar di Hotel The Sahid Rich pada Rabu malam (13/4).

Seperti di Jakarta, Ajahn Brahm juga ditemani oleh Master Guo Jun, serta dipandu oleh moderator Handaka Vijjananda dan penerjemah Tasfan Santacitta. Kedua guru meditasi ternama tersebut membabarkan tema yang sama dengan apa yang disampaikan di Jakarta, yaitu “Happy Everyday”. Urainnya pun kurang lebih sama. (Baca Resep Ajahn Brahm dan Master Guo Jun agar Bahagia Setiap Hari

Memulai uraiannya, Ajahn Brahm mengatakan ia hampir batal berkunjung ke Jogja karena ada undangan khusus dari Perdana Menteri India, Narendra Modi. Namun karena bertemu dan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat Jogja sama pentingnya dengan bertemu Perdana Menteri India, maka Ajahn Brahm lebih memilih datang ke Jogja.

“Saat ini saya diundang oleh Perdana Menteri India sebagai tamu kehormatan. Saya membatalkannya karena menurut saya berkunjung ke Anda juga penting untuk mengajari Anda bahagia,” ujarnya yang disambut tepuk tangan semua hadirin.

Sementara itu Master Guo Jun mengatakan, untuk mendapatkan kebahagiaan harus saling berbagi kebahagiaan. “Dunia ini tidak sempurna, tapi indah. Yogyakarta bukan kota yang sempurna, tapi indah. Dengan saling berkontribusi, kebahagiaan akan terjalin menjadi kebahagiaan kolektif, bahkan Bhante Joti juga bisa hadir untuk kebahagiaan kita bersama,” ujarnya.

Sesi yang tak kalah menarik adalah di sesi tanya jawab. Lebih dari 10 orang diberi kesempatan untuk menanyakan kegelisahannya dalam menjalani hidup.

Salah satu pertanyaan menarik terlontar dari anak berusia delapan tahun. Menurut orangtuanya, anak ini telah mempertanyakan pertanyaan ini sejak berumur empat tahun. Ada dua pertanyaan dari anak kecil ini, yang petama adalah “Kalau memang Tuhan yang menciptakan manusia, mengapa Tuhan menciptakan manusia ada yang baik dan ada yang jahat? Mengapa tuhan tidak menciptakan manusia baik semua?”

Ajahn Brahm menjawab, “Kamu sekarang berumur delapan tahun, apakah kamu sekolah? Karena dunia seperti sekolah besar, ada orang telah lama sekolah dan menjadi cerdas, itulah orang yang baik. Tapi orang yaag baru sekolah tidak tahu apa-apa, itulah orang yang jahat. Jadi, beri kesempatan orang untuk sekolah yang lama biar dia cerdas dan baik.”

Anak kecil ini bertanya lagi, “Mengapa dunia diciptakan?”

“Sama dengan pertanyaan mengapa kamu sekolah, supaya orang bisa belajar menjadi pintar. Sama juga dunia ada, supaya orang bisa bertumbuh, karena pada hakekatnya, tujuan hidup adalah untuk bertumbuh,” jawab Ajahn Brahm.

Selain ceramah Dhamma dan tanya jawab, Dhamma talk juga diisi dengan lelang lukisan Ajahn Brahm yang terjual dengan harga Rp 111 Juta. “Hasil dana dari lelang lukisan ini untuk membuat sumur di desa-desa yang mengalami kekeringan,” jelas Handaka.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara