• Friday, 13 December 2019
  • Junarsih
  • 0

Pada pelatihan Pengembangan Batik Tulis menjadi Batik Cap “Prema Batik Syailendra” sebagai sarana pemberdayaan bagi Wandani Pati, Kudus, Jepara, dan Grobogan pada 22-24 November di Omah Batik, Ngawen, Kabupaten Pati, motif batik yang digunakan adalah motif batik bercirikan buddhis yang diambil dari relief di Candi Borobudur dan Mendut, seperti motif stupa, Dhamma Cakra, daun Bodhi, serta kombinasi cakra, dan teratai.

Pemilihan motif batik yang ada di relief Candi Borobudur dan Mendut supaya umat Buddha mengingat kembali ajaran Buddha, “Pemilihan motif batik dari relief candi sebagai usaha untuk mengingatkan kembali keagungan warisan Nusantara terutama ajaran Buddha yang terpahat di Candi Borobudur dan Mendut,” tutur Ketua tim PKM Batik Syailendra.

“Pilih pola itu tidak terlepas dari usaha kita untuk mengingatkan kembali simbol-simbol buddhis yang kaya makna. Sejauh ini motif buddhis sangat langka untuk dimanifestasikan dalam pola batik,” terang Suranto.

Apa saja makna dari motif batik ini?

Simbol-simbol Buddhis yang menjadi motif pada batik Syailendra juga memiliki makna sebagai simbol ajaran dan Buddha.

Stupa

Pada zaman India Kuno, stupa menjadi objek pemujaan yang dihormati setara dengan kitab dan rupang suci. Ketika zaman Kerajaan juga stupa menjadi tempat penyimpanan relik atau abu jenazah raja. Relik dari Buddha juga disimpan dalam stupa. Stupa juga dapat dijadikan objek meditasi dan simbol ucapan terima kasih pada Buddhadhamma. Karena di dalamnya mengingatkan kita pada relik Buddha yang telah menyebarkan Dhamma bagi umat manusia.

Dhamma Cakra

Dhamma Cakra biasa disebut dengan roda Dharma yang merupakan simbol kebenaran. Jari-jari Cakra beragam, ada yang 4, 8, dan 12. Masing-masing jari-jari memiliki makna. Jari-jari 4 adalah cattari ariya saccani atau empat kebenaran mulia (adanya dukkha, sebab dukkha, jalan menuju lenyapnya dukkha, dan akhir dari dukkha). Dengan memahami adanya dukkha dan jalan keluar dari dukkha, maka seseorang dapat mengatasi penderitaan yang muncul dalam dirinya. Misal, kita merasa direndahkan oleh orang lain. Tidak perlu menderita karena direndahkan, cukup mengetahui kalau direndahkan dan melakukan hal yang baik agar tidak direndahkan orang lain.

Jari-jari 8 adalah hastha ariya magga atau delapan jalan mulia berunsur delapan yakni perhatian benar, pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian benar, penghidupan benar, dan konsentrasi benar. Melalui delapan jalan mulia berunsur delapan ini seseorang sebaiknya dapat menempatkan dirinya ke dalam hal-hal yang benar. Hal yang benar adalah sesuatu yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Bodhi

Nama lain Bodhi adalah ficus religiosa. Bodhi adalah simbol pencerahan, dahulu Pangeran Siddharta mencapai penerangan sempurna dengan melakukan meditasi di bawah Pohon Bodhi di Bodhgaya.

Pohon Bodhi menjadi objek puja untuk mengingat kembali bagaimana perjuangan Pangeran Siddharta dapat terbebas dari penderitaan. Pangeran Siddharta bermeditasi di bawah Pohon Bodhi selama 49 hari kemudian mencapai penerangan sempurna dengan nama Buddha Gautama.

Hendaknya sebagai umat Buddha dapat mengingat Buddha dalam Bodhi. Mempraktikkan ajaran untuk berbuat baik dan bermeditasi agar bebas dari penderitaan.

Teratai

Teratai adalah bunga indah yang tumbuh di air berkumpul dan kotor. Tetapi Teratai tetap bersih sehingga menjadikannya simbol kesucian. Sama seperti seseorang yang ingin mencapai kesucian harus terlebih dahulu membersihkan dirinya dari kekotoran batin, tetap bersih meski lingkungan sekitar kotor.

Menjadi orang seperti teratai cukup dengan berbuat baik, tidak merugikan orang lain, dan menjalankan Pancasila buddhis. Dengan berbuat baik maka seseorang tidak akan terpengaruh oleh tindakan jahat, karena ia sudah paham mana perbuatan baik dan tidak baik.

“Pesan Bhante Pannyavaro, kalau menggunakan batik bersimbol buddhis harus sebagai atasan. Tidak boleh untuk bawahan, itu sama saja tidak menghormati simbol buddhis,” terang Suranto.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *