• Friday, 9 November 2012
  • Sutar Soemitro
  • 0

Organisasi lingkungan hidup yang sering membuat kontroversi, Greenpeace, pada 13-28 Oktober 2012 lalu, membuat sebuah gerakan energi bersih untuk Borobudur bertajuk “Solarizing Borobudur”.

Selama dua minggu itu mereka melakukan kampanye penggunaan energi terbarukan melalui expo, dialog, pertunjukan musik, hingga simulasi. Mereka membuka stand di pelataran timur, barat, selatan, dan utara Candi Borobudur. Stand-stand itu menyajikan informasi terkini tentang revolusi energi dan kontribusi apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung pergerakan ini. Program di Candi Borobudur ini merupakan salah satu dari kampanye mereka dalam program BERANI: Berbagi Energi untuk Anak Negeri.

Sistem penerangan di Candi Borobudur yang selama ini terhubung langsung dengan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil dikonversi dengan instalasi energi surya, salah satu sumber energi yang lebih bersih dan terbarukan. Greenpeace memasang 10 instalasi penerangan tenaga surya untuk menyinari Candi Borobudur.

Dengan instalasi panel surya ini, Greenpeace bersama masyarakat berbagi momen pencerahan yang diharapkan akan membawa perubahan dan mewariskan masa depan yang aman bagi generasi mendatang. “Di dalam sebuah kehidupan, kita harus mampu menikmati energi yang aman, bersih, dan terjangkau. Jangan kotori atmosfir dan sumber daya alam kita yang sangat berharga ini,” tulis Greenpeace dalam blog mereka.

Greenpeace memilih Candi Borobudur sebagai tempat kampanye karena memiliki daya tarik tersendiri, baik itu secara fisik, cerita mitos, ataupun secara spiritual. Candi Borobudur juga merupakan salah satu simbol Indonesia. “Borobudur sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha juga berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Ajaran Buddha dalam memaknai momen pencerahan, menyadarkan kita semua akan pentingnya mengatasi perubahan iklim dan menandai titik awal perjalanan menuju revolusi energi,” jelas Greenpeace.

“AjaranNya telah merevolusi zaman dan merubah dunia,” tulis Greenpeace.

Hindun Mulaika, juru kampanye energi terbarukan Greenpeace dalam blog yang sama menuturkan, “Saya menemui adanya keselarasan antara momen pencerahan dengan kampanye revolusi energi. Revolusi energi merupakan langkah yang tepat, untuk meninggalkan jejak kegelapan yang ditorehkan oleh sumber energi fosil menuju kepada sumber energi yang bersih, aman, dan berkelanjutan.”

“Inilah saatnya membuat sebuah perubahan, dan Borobudur adalah titik yang tepat untuk memulai perubahan tersebut, mencerahkan pemikiran masyarakat Indonesia, pemerintah, juga warga dunia untuk saatnya menggunakan energi terbarukan demi kelangsungan peradaban umat manusia,” tambah wanita berjilbab ini.

 

20121109 Greenpeace Terangi Candi Borobudur dengan Tenaga Surya_2

Menurut Greenpeace, Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber energi seperti biomassa, angin, dan panas matahari. Gerakan ini perlu didukung agar kebijakan energi mampu menciptakan bisnis lingkungan yang kondusif sehingga skala ekonomi dapat tercapai. Greenpeace menyerukan, “Di dalam sebuah kehidupan, kita harus mampu menikmati energi yang aman, bersih, dan terjangkau. Jangan kotori atmosfir dan sumber daya alam kita yang sangat berharga ini.”

Pemenuhan kebutuhan energi Indonesia selama ini masih bergantung pada bahan bakar fosil, dimana bahan bakar fosil ini mengisi 95% dari total pasokan energi Indonesia. Namun, yang harus diingat adalah energi menempati urutan kedua sebagai penyumbang gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim yang makin hari makin memburuk akibatnya. Dengan kebutuhan energi yang besar dan peningkatan tiap tahunnya yang cukup signifikan, maka sektor energi akan menempati urutan pertama sebagai penyebab perubahan iklim dalam kurun waktu beberapa puluh tahun ke depan. “Akankah kita membiarkan hal ini terjadi pada saat kita mempunyai kemampuan untuk mencegahnya?” tanya Hindun.

Padahal, Indonesia merupakan negara kepulauan dengan potensi sumber daya alam yang luar biasa berlimpah. Tenaga angin, air, dan matahari, serta panas bumi yang bisa dimanfaatkan sebagai energi alternatif, keberadaannya sangat mudah ditemui di berbagai pelosok negeri ini. Tidak ada yang tidak mungkin untuk pengembangan energi terbarukan yang aman dan bersih di Indonesia.

“Ajaran Buddha dalam memaknai momen pencerahan, menyadarkan kita semua akan pentingnya mengatasi perubahan iklim dan menandai titik awal perjalanan menuju revolusi energi,” pungkas Hindun. (greenpeace.or.id)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara