• Thursday, 2 May 2024
  • Ngasiran
  • 0

Oleh    : Meto Surono

Foto     : Meto Surono

Vihara Sukadana merupakan bagian dari komplek Kelenteng Thian How Sia Bo di Kota Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat. Komplek kelenteng ini sudah berdiri sejak tahun 1983 dengan memiliki dua bangunan utama yaitu Vihara Maha Ratna dan Kelenteng Thian How Sia Bo. Lokasinya berada di tepi laut Sukadana, karena itu lah Kelenteng ini di dedikasikan untuk pemujaan kepada Tian Shang Sheng Mu, Hokkien: Tian Siang Sing Bo, Kantonis: Tin Hau, dikenal pula dengan sebutan Ma Zu atau Mak Co. Dia dikenal sebagai Dewi Laut, penolong para pelaut, serta pelindung keturunan Tionghoa di wilayah Selatan dan imigran di Asia Tenggara.

Rabu, 01 Mei 2024 yang bertepatan dengan 23 Sa Gwee 2575 Imlek merupakan hari besar Tian Shang Sheng Mu. Pada hari besar ini di adakan perayaan ulang tahun ke-41 Kelenteng Thian How Sia Bo dan Peresmian Gedung Vihara Maha Ratna. Proses renovasi gedung Vihara Maha Ratna diawali dengan peletakan batu pertama pada hari Rabu, 07 September 2022. Proses pembangunan membutuhkan waktu sekitar satu setengah tahun. Vihara Maha Ratna yang baru memiliki desain minimalis dan indah. Ukuran yang tidak besar dengan nuansa arsitektur chinese sangat menonjol pada bagian eksterior, namun nuansa modern sangat terasa pada sisi interior menjadi nilai tersendiri pada vihara ini.

Rumah bersama umat Budha Theravada dan Maitreya

Vihara Maha Ratna menjadi tempat ibadah bersama bagi komunitas umat Buddha dari aliran Theravada dan Maitreya. Hal ini secara simbolis ditandai dengan penempatan Rupang Buddha Sakyamudi dan Buddha Maitreya pada altar vihara. Hal ini merupakan kehendak para tokoh umat Buddha dan tetua masyarakat Tionghoa agar kompleks kelenteng Thian How Sia Bo menjadi rumah bersama bukan hanya umat Buddha yang berbeda aliran, namun juga menjadi rumah bersama bagi seluruh masyarakat Tionghoa di Kota Sukadana yang majemuk dalam kepercayaan. Harapan besarnya bahwa komplek kelenteng ini menjadi pusat kegiatan ritual, spiritual, budaya dan bidang lain bagi masyarakat Tionghoa di Sukadana.

Untuk memperteguh komitmen kebersamaan antara umat Buddha Theravada dan Maitreya dalam acara peresmian, pembacaan doa dilakukan oleh Bhikkhu Ratanaviro dari Sangha Theravada Indonesia dan Pandita Edy Haryanto dari Pandita Maitreya. Kemudian pujabhakti juga dilakukan secara bergantian baik oleh umat Maitreya dan Theravada. Kemudian dikokohkan dalam prasasti peresmian yang ditandatangani oleh perwakilan dari umat Theravada oleh Bhikkhu Ratanaviro dan perwakilan umat Maitreya oleh Pandita Rudi bersama dengan Ketua Yayasan Maha Rana, Phang Khip Hiong, dan Pembimas Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Naryoto. Ini merupakan penegasan bahwa Vihara Maha Ratna adalah rumah bersama yang mempersatukan umat Buddha aliran Theravada dan Maitreya di Kota Sukadana dan terbuka untuk semua umat Buddha tanpa sekat sektarian.

Sebuah harapan untuk masa depan agar generasi mendatang dapat terus menjaga keutuhan dan keharmonisan baik internal umat Buddha dimana Vihara Maha Ratna menjadi simbol pemersatu umat Buddha yang berbeda aliran dan secara eksternal dimana komplek Kelenteng Thian How Sia Bo merupakan simbol pemersatu masyarakat Tionghoa yang majemuk di Kota Sukadana. Nilai-nilai warisan luhur harus terus dijaga dan diteruskan dari generasi ke generasi demi manfaat banyak pihak.

Ikon Wisata Relijius

Kabupaten Kayong Utara merupakan daerah yang terkenal dengan wisatanya. Alam yang asri dengan pantai yang indah, hutan yang luas dengan keanekaragaman hayati dan masyarakat yang ramah dan reijius. Kota Sukadana sebagai ibu kota Kabupaten Kayong Utara merupakan kota yang aman, nyaman dan damai. Keberadaan Masjid Oesman al Khair yang dikenal sebagai mesjid terapung karena berada di atas laut menjadi ikon utama wisata relijius di kota Sukadana. Sementara itu Vihara Maha Ratna atau Kelenteng Thian How Sia Bo berada pada satu garis pantai dengan Masjid Oesman al Khair dengan jarak sekitar 500 meter. Keberadaan Mesjid Oesman al Khair dan Vihara Maha Ratna memiliki potensi besar untuk mempromosikan wisata relijius dan kerukunan masyarakat kota Sukadana.

Selain itu keberadaan Vihara Maha Ratna sangat strategis karena berada di samping pelabuhan speed boat yang merupakan jalur utama transportasi air di Sukadana memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang datang ke Sukadana. Setiap speedboat yang menuju kota Sukadana akan lewat tepat di depan Vihara Maha Ratna yang sangat ikonik dengan bangunan yang khas dan warna yang mencolok, seolah pintu gerbang selamat datang di Kota Sukadana.

Vihara Maha Ratna merupakan aset wisata baru bagi daerah Kabupaten Kayong Utara untuk menambah daya tarik bagi masyarakat luar untuk berkunjung ke kota Sukadana pada khususnya dan Kayong Utara pada umumnya. Semoga pemerintah Kayong Utara menaruh perhatian akan potensi besar dari Vihara Maha Ratna sebagai aset wisata relijius di Kayong Utara.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *