
Foto: DPP Patria
Rangkaian perjalanan spiritual yang penuh makna, bakti, dan tak terlupakan telah berhasil dilaksanakan oleh rombongan Sri Lanka Tour: Jelajahi Tanah Seribu Keajaiban. Program tur ini diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat Pemuda Theravāda Indonesia (DPP Patria) pada 23 Februari hingga 2 Maret 2025.
Pada hari pertama, rombongan berkumpul di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Perjalanan ke Negeri Permata di Samudra Hindia ini dipandu oleh Bhikkhu Ratanadhīro dan Bhikkhu Medhācitto. Kedua bhikkhu ini memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang Buddha Dhamma di Sri Lanka, terutama Bhikkhu Medhācitto yang merupakan alumnus University of Kelaniya, salah satu universitas negeri terbaik di negara ini. Tur ini dipimpin oleh Giovanni Siedharta, selaku Ketua Bidang Kemandirian DPP Patria.
Esok harinya, rombongan mengunjungi Anuradhapura, sebuah kompleks ibu kota kuno yang kaya akan sejarah. Di dalam kompleks ini, terdapat Ruwanweli Stupa sebagai stupa terbesar serta Jaya Sri Mahā Bodhi, pohon Bodhi tertua di dunia. Pohon ini tidak hanya menjadi pohon Bodhi tertua, tetapi juga pohon tertua yang ditanam manusia dengan tanggal penanaman yang diketahui. Menurut sejarah, pada 236 SM, Bhikkhunī Saṅghamittā Mahātherī diutus oleh ayahnya, Raja Asoka dari India, untuk menyebarkan agama Buddha di Sri Lanka. Beliau membawa cabang selatan dari pohon Bodhi di Bodhgaya, dan hingga kini pohon tersebut masih hidup di kompleks Anuradhapura.
Para peserta tur berkesempatan menjelajahi Palace of King Parakramabahu, istana kerajaan Sri Lanka (1153-1186) yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan mereformasi praktik Buddha Dhamma dalam pemerintahannya. Rombongan juga mengunjungi Polonnaruwa Ancient City, ibu kota kedua Sri Lanka setelah Anuradhapura. Polonnaruwa memiliki kompleks yang sangat luas, termasuk Gal Vihāra (Vihāra indah dengan pahatan Buddharupaṃ pada batu besar). Perjalanan hari itu ditutup dengan kunjungan ke Hurulu Eco Park, di mana para wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan gajah-gajah khas Sri Lanka. Rombongan juga melakukan tur desa untuk mengenal suasana pedesaan dan mencicipi makanan tradisional setempat.

Kemudian, rombongan melakukan perjalanan yang tak kalah mengesankan ke Sigiriya Lion Rock, sebuah benteng dan istana batu kuno dengan pahatan mulut singa pada gerbang utamanya. Benteng unik ini terletak di Distrik Matale dan telah ditetapkan sebagai Situs Budaya Warisan Dunia UNESCO. Sigiriya, yang berarti batu singa, dapat diakses melalui lorong di antara sepasang cakar singa yang monumental. Menurut sejarah, setelah tidak lagi digunakan sebagai istana, gua-gua batu di kompleks ini pernah menjadi tempat tinggal para bhikkhu. Selain itu, peserta juga mengunjungi Dambulla Cave & Golden Temple, sebuah Vihāra bersejarah yang dibangun di dalam gua. Vihāra ini menawarkan lukisan indah dan suasana damai yang membangkitkan keyakinan terhadap Tiratana.
Rombongan juga mengunjungi Aluvihāra di daerah Matale. Aluvihāra adalah tempat bersejarah bagi agama Buddha, karena di sinilah Tipiṭaka atau Kitab Suci Agama Buddha pertama kali ditulis di daun lontar pada abad ke-1 SM. Peserta berkesempatan melihat contoh Kitab Suci Tipiṭaka yang terbuat dari daun lontar. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Kandy dan mengunjungi Malwatta Temple. Di sini, peserta bertemu dengan Mahānāyaka Siam Nikāya Malwata, pemimpin Saṅgha yang juga Kepala Vihāra. Beliau menyambut rombongan dengan ramah dan memberikan cenderamata. Kemudian, rombongan mengunjungi Sri Dalada Maligawa (Tooth Relic Temple), tempat relik gigi Sang Buddha disimpan. Menurut catatan sejarah, raja-raja Sri Lanka dari generasi ke generasi bertanggung jawab menjaga relik tersebut. Rombongan berkesempatan masuk ke ruangan istana relik dan melakukan Pūjā di hadapan relik gigi Guru Buddha.
Dalam perjalanan ini, peserta juga mengunjungi pabrik teh Ceylon, Mahamevnawa Bodhignana Buddhist Monastery, dan kampus Nagananda International Institute for Buddhist Studies. Kunjungan ke kampus Buddhis ini disambut baik oleh pengurus, dan peserta berkesempatan mempelajari lebih dalam tentang pendidikan Buddhis modern. Perjalanan hari itu diakhiri dengan kunjungan ke Kelaniya Rājā Mahā Vihāraya, salah satu Vihāra bersejarah dan paling dihormati di Timur Sri Lanka. Selain melakukan Pūjā, rombongan menyaksikan antusiasme umat Buddha Sri Lanka dalam beribadah di Vihāra.
Rombongan kemudian menjelajahi ibu kota Sri Lanka, Kolombo. Di kota ini, peserta diajak mengunjungi gedung Sri Sambuddhatva Jayanthi Mandira, toko buku dan perlengkapan Buddhis terbesar di Sri Lanka. Peserta juga berwisata ke Lotus Tower, Colombo City Center, dan pusat perbelanjaan lainnya untuk mempersiapkan buah tangan. Kunjungan religi ini diakhiri dengan mengunjungi Bellanwila Rājā Mahā Vihāraya dan Gangarama Temple.
Pada hari terakhir, seluruh peserta kembali ke tanah air dengan sehat, selamat, dan penuh kebahagiaan. Perjalanan spiritual ini meninggalkan kenangan indah yang tak terlupakan. Sri Lanka, Negeri Permata di Samudra Hindia, adalah negara yang sangat cocok untuk dikunjungi.
Selain kaya akan sejarah yang berkaitan dengan agama Buddha, perjalanan ke Sri Lanka dapat membangkitkan keyakinan terhadap Tiratana. Patria berharap dapat kembali mengadakan tur serupa ke negara-negara Buddhis lainnya di masa depan, untuk memperkaya pengalaman dan pengetahuan tentang nilai, budaya, dan sejarah agama Buddha.

