
Indonesia kembali kehilangan sosok penting dalam dunia toleransi. Djohan Effendi, tokoh penggerak dialog antaragama yang telah memberikan sumbangsih besar pada toleransi Indonesia telah berpulang ke hadapan Sang Pencipta, Jumat, (17/11) di Geelong Melbourne, Australia pukul 22.00 waktu setempat.
Djohan Effendi adalah tokoh pelintas batas, sepak terjang dan gagasannya bukan hanya dikenal di dalam negeri saja tetapi juga diakui dunia internasional. Inilah mengapa Johan Effendi sering disejajarkan sebagai tokoh toleransi, seperti K.H. Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Nurcholish Majid (Cak Nur).
Di kalangan Buddhis, Djohan Effendi juga mendapat tempat di hati umat Buddha Indonesia karena jasa-jasanya. Beliau mempunyai kedekatan khusus dengan tokoh-tokoh agama Buddha di Indonesia seperti Bhikkhu Sri Pannyavaro, Bhikkhu Jayamedho (Herman S. Hendro), Sudhamek, dan tokoh-tokoh lain.
Oleh karena itu, kepergian pria kelahiran 1 Oktober 1939, Kandangan, Kalimantan ini juga menjadi kehilangan tersendiri bagi umat Buddha di Indonesia.
Tak pelak, Bhikkhu Sri Pannyavaro yang merupakan sahabat baik Djohan Effendi menyampaikan rasa belasungkawa kepada Almarhum Djohan Effendi.
“Kebajikan dan ketulusan hati Bapak Djohan Effendi akan selalu hidup dalam lubuk hati kita. Pada saat ketiga Sangha; Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia, dan Sangha Mahayana Indonesia yang tergabung dalam Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) mengalami kesulitan Pak Djohan membantu kami dengan hati tulus seorang saudara,” kenang Bhante Pannyavaro.
“Kebersamaan dengan semua umat beragama dan juga penghayat kepercayaan adalah napas Pak Djohan Effendi sampai akhir hayatnya,” tutur bhante kepada Buddhazine melalui pesan singkat.
Bhante Sri Pannyavaro memang punya kedekatan khusus dengan pak Djohan Effendi. Hal ini terlihat pada saat ulang tahun Djohan Effendi ke 70 sekaligus peluncuran buku Sang Pelintas Batas, biografi Djohan Effendi, Bhante menjadi salah satu undangan khusus.
Sebaliknya pada saat acara Word Buddhist Sangha Council (WBSC) di Medan tahun 2012 Pak Djohan pun datang dan setia mendampingi Bhikkhu Sri Pannyavaro yang saat itu menjadi ketua panitia. Begitulah sosok sederhana itu kini telah pergi.
Selamat jalan Sang Pelintas Batas.
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara