• Saturday, 24 September 2016
  • Sutar Soemitro
  • 0

Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kembali diselenggarakan tahun ini. Tak lagi berlangsung di bulan November, tapi BWCF digelar pada 5-8 Oktober mendatang di beberapa tempat di kota Yogyakarta dan Magelang, Jawa Tengah.

Seperti tradisi tahun-tahun sebelumnya, perhelatan budaya tahunan kelima kali ini mengusung tema ‘Setelah 200 Tahun Serat Centhini: Erotisme dan Religiusitas, Musyawarah Akbar Kita-kitab Nusantara’. Festival yang berisi seminar, pidato kebudayaan, musyawarah, diskusi penulis dan penerbit, workshop penulisan, eksibisi fotografi dan lukisan hingga seni pertunjukan itu akan dihadiri sekitar 300 peserta dari berbagai disiplin.

Direktur BWCF Yoke Darmawan mengatakan tema ‘Serat Centhini’ dipilih bukan hanya persoalan momentum. “Tapi untuk pertama kalinya para penulis, peneliti, periset, akademisi yang meneliti Serat Centhini bertemu dalam satu forum dan di sinilah BWCF ada,” ujarnya usai jumpa pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (22/9).

Tema ‘Setelah 200 Tahun Serat Centhini’, lanjut Yoke, dianggap sangat memprovokasi dan mengugah mereka untuk berpikir lebih jauh tentang Serat Centhini dan kitab-kitab nusantara. “Jadi setelah 200 tahun ini, mau apa lagi, hal apa lagi yang harus dikerjakan soal kitab-kitab nusantara ini,” tambah Yoke.

Serat Centhini adalah karya besar kesusastraan Jawa yang disusun pada awal abad ke-19, dengan genre puisi panjang yang digubah dalam bentuk lagu. Serat Centhini digagas oleh Putera Mahkota Kerajaan Surakarta, Adipati Anom Amangkunagara III yang kemudian menduduki tahta dengan gelar Paku Buwana V. Setelah menjadi raja, Paku Buwana V meminta tiga pujangga keraton, yaitu Ranggasutrasna, Yasadipura II dan Sastradipura untuk meneruskan penulisan cerita mengenai segala hal tentang kehidupan dalam bentuk tembang macapat. Serat Centhini ditulis selama kurang lebih 9 tahun, dari tahun 1814 hingga 1823 Masehi.

Isi Serat Centhini meliputi sejarah, pendidikan, geografi, arsitektur, falsafah, agama, mistik, ramalan, sulapan, ilmu kekebalan, perlambang, hingga perihal flora, fauna, dan seni. Naskah ini dapat dikatakan sebagai “ensiklopedi” kehidupan orang Jawa sampai awal abad ke-19.

Selain ajang pertemuan tentang Serat Centhini, BWCF 2016 juga akan membicarakan tentang serat Nusantara lainnya. Misalnya, ‘La Galigo’ dari Bugis, Kitab Batak, Sastra Padang, ‘Bissu’ dalam tradisi Bugis, Bali, dan lain-lain.

Tahun ini, Samana Foundation bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Triawan Munaf pun hadir untuk memberikan sambutan sekaligus apresiasinya terhadap gelaran BWCF.

“Tahun lalu saya pernah menghadiri BWCF dan teringat akan perkataan Peter Carey yang pernah mendapatkan penghargaan di BWCF. Dukungan terhadap BWCF bukan hanya persoalan personal tapi lebih ke memajukan serta mengembangkan budaya nusantara,” tutur Triawan.

Para pembicara yang mengisi materi di BWCF di antaranya adalah Timbul Haryono, Karsono W.Saputro, Kartika Setyawati, Agus Wahyudi, KH. Agus Sunyoto, Halilintar Lathief, Muhlis Hadwari, Dwi Cahyono, Elizabeth D. Inandiak, Gadis Arivia, Katrin Bandel, Dinar Rahayu, Robert Sibarani, hingga pidato kebudayaan yang akan dibawakan oleh Garin Nugroho.

Sedangkan para penampil yang akan berpartisipasi di antaranya Putu Fajar Arcana, Joko Pinurbo, Komunitas Lima Gunung (Magelang), PM Toh (Aceh), Komunitas Bissu (Sulawesi Selatan), koreografer Heri Lentho (Surabaya), sampai pementasan Serat Centhini oleh Agnes Christina asal Jakarta.

Selama empat hari penyelenggaraan, BWCF 2016 diselenggarakan di The Heritage Convention Center, Hotel Plataran Borobudur; Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Ngablak; Gunung Andong Magelang; Hotel Atria Magelang; SMA Seminari Mertoyudan Magelang; dan di Pendopo Ndalem Ageng Pesanggrahan, Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta. (ww.detik.com)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *