• Monday, 13 February 2017
  • Sutar Soemitro
  • 0

Somdet Phra Ariyavangsagatayana Ambara Mahathera (Somdet Phra Maha Muniwong) resmi dinobatkan sebagai Sangharaja Thailand ke-20 dalam sebuah upacara kerajaan yang dipimpin oleh Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun di Vihara Phra Kaew (Wat Phra Kaew), Bangkok, pada hari Minggu (12/2) pukul 17.00 waktu setempat.

Peristiwa bersejarah tersebut disambut sukacita warga Thailand setelah posisi Sangharaja lowong selama tiga tahun setelah Sangharaja Somdet Phra Nyanasamvara Suvaddhana Mahathera yang wafat pada 24 Oktober 2013 lalu di usia 100 tahun.

Pada akhir acara penobatan, genta kerajaan yang tergantung di atas sebuah menara tinggi di aula puja utama Vihara Phra Kaew berdentang sebanyak 20 kali untuk menyambut Sangharaja yang baru. Genta yang terbuat dari kuningan tersebut jarang dibunyikan dan hanya dibunyikan selama upacara kerajaan yang khusus.

Para bhikkhu bersama umat juga melakukan puja bakti menyambut penobatan tersebut. Dan vihara-vihara di seluruh Thailand membunyikan gentanya masing-masing secara bersamaan menyambut peristiwa bersejarah tersebut.

Raja Maha Vajiralongkorn memilih kepala Vihara Rajabopit Sathitmahasimaram Rajaworavihara dari tradisi Dhammayuttika Nikaya tersebut sebagai Sangharaja yang baru pada hari Selasa (7/2) setelah amendemen Undang-Undang Sangha disahkan oleh Dewan Perwakilan Nasional pada 29 Desember 2016 yang lalu.

Amendemen tersebut memberikan hak kepada Raja untuk menetapkan nama seorang bhikkhu paling senior (dalam gelar) sebagai Sangharaja, dan mengakhiri wewenang Dewan Tertinggi Sangha Thailand dalam mengajukan nominasi seorang bhikkhu sebagai Sangahraja. (Baca Raja Thailand Tetapkan Somdet Phra Maha Muniwong Sebagai Sangharaja yang Baru)

Somdet Phra Maha Muniwong adalah bhikkhu paling senior ketiga di antara delapan bhikkhu senior yang menyandang gelar Somdet –gelar tertinggi kedua dalam hirarki kebhikkhuan di Thailand setelah Sangharaja. Somdet paling senior adalah Somdet Phra Maha Ratchamangalacharn (92), kepala Wat Pak Nam Phasi Charoen yang menerima gelar Somdet pada tahun 1995. Awalnya Somdet Chuang dinominasikan sebagai Sangharaja oleh Dewan Tertinggi Sangha Thailand, namun menuai kritik dari berbagai kalangan terkait dengan posisinya yang berada dalam lingkaran aliran Dhammakaya yang kontroversial di mana ketuanya, Phra Dhammajayo, diduga melakukan pencucian uang.

Somdet senior kedua adalah Somdet Phra Maha Wirawong (99) kepala Wat Samphanthawong, yang memperoleh gelar Somdet pada tahun 2001. Namun ia tidak dipilih sebagai Sangharaja karena sudah sangat sepuh dan kondisi kesehatannya tidak baik.

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan, pemerintah mempertimbangkan senioritas, kepatutan dan kesehatan dalam memilih Sangharaja. Maka akhirnya terpilihlah Somdet Phra Maha Muniwong sebagai Sangharaja, yang menerima gelar Somdet pada tahun 2009.

Sangharaja Thailand merupakan pemimpin dari seluruh anggota bhikkhu Sangha yang bertugas mengawasi seluruh anggota Buddhis Theravada Thailand baik dari tradisi Dhammayuttika Nikaya dan Maha Nikaya, serta Mahayana yang merupakan tradisi minoritas di Thailand. (bhagavant/bangkok post)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara