• Saturday, 14 November 2020
  • Sunyaloka
  • 0

Pada hari Sabtu 14 November 1998 (T.B. 2542) dengan dilandasi kebijaksanaan Dharma, dalam semangat persaudaraan dan tanggung jawab terhadap pengabdian kepada umat Buddha Indonesia, Sangha Mahayana Indonesia, Sangha Theravada Indonesia, dan Sangha Agung Indonesia menyatakan berhimpun dalam satu wadah persatuan Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI).

Visi KASI adalah: “Sangha adalah pewaris Dharma yang menjadi panutan dan memiliki tanggung jawab mengayomi masyarakat beragama Buddha dengan berpedoman pada Kitab Suci Tripitaka secara utuh.” Adapun misi KASI adalah sebagai berikut:

– Meningkatkan hubungan yang harmonis dan kerja sama antar Sangha.

– Meningkatkan saling pengertian antar Sangha.

– Meningkatkan kualitas kehidupan beragama Buddha yang produktif, rukun, dan damai.

– Merupakan lembaga tertinggi yang memberikan keputusan Dharma (fatwa) bagi umat Buddha Indonesia.

– Memberikan kesejukan dalam pelaksanaan ibadah bagi seluruh umat Buddha yang tersebar dalam berbagai majelis dan organisasi yang ada di Indonesia.

– Memberikan pengabdian Dharma bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

– Menjaga dan meningkatkan kerja sama yang baik dengan pemerintah.

Sekjen KASI yang pertama adalah Biksu Prajnavira Maha Sthavira. Sekjen KASI selanjutnya berturut-turut adalah Bhiksu Vidyasasana Maha Sthavira (Sangha Mahayana Indonesia), Bhikkhu Dhammakaro Mahathera (Sangha Theravada Indonesia), dan Bhiksu Bhadraruci Maha Sthavira (Sangha Agung Indonesia).

Prinsip dasar KASI adalah tidak mencampuri urusan masing-masing Sangha dan organisasi-organisasi di bawahnya, namun semua hubungan organisasi yang berskala nasional dan bersifat mengikat harus melalui Konferensi Agung Sangha Indonesia.

Dunia internasional saat itu menyambut gembira berdirinya KASI, mengingat para tokoh KASI dari ketiga Sangha yang ada di Indonesia selama ini pun telah aktif sebagai pengurus di World Buddhist Sangha Council (WBSC). Dalam Kongres Sangha se-Dunia yang diadakan di Sri Lanka pada tahun 1999, KASI secara resmi dinyatakan sebagai anggota World Buddhist Sangha Council (WBSC).

Pada akhir tahun 2003, KASI memberanikan diri menjadi tuan rumah dari Konferensi World Buddhist Sangha Council. Hadir mengikuti konferensi yang dibuka oleh Ketua MPR ini 400 bhiksu dari 30 negara. Mantan Presiden K.H. Abdurrahman Wahid juga memberikan kata sambutan pada acara Welcome Dinner. Dari Jakarta, para peserta menuju Yogyakarta dan dijamu makan siang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Presiden K.H. Abdurrahman Wahid semasa masa jabatannya senantiasa berkenan hadir dan memberikan kata sambutan pada perayaan Waisak yang digelar di Balai Sidang Senayan, yaitu pada tahun 2000 dan tahun 2001.

Setelah tidak menjadi presiden pun Gus Dur tetap meluangkan waktu untuk hadir dalam perayaan Waisak yang diselenggarakan KASI.

Dalam buku karya beliau “Islamku Islam Anda Islam Kita” terbitan The Wahid Institute, Jakarta, 2006, tertulis: Ketika menghadapi Hari Waisak 2546 pada 26 Mei 2002 penulis mendapat undangan dari KASI (Konferensi Agung Sangha Indonesia) untuk hadir dalam acara tersebut di Balai Sidang Senayan Jakarta. Penulis menjawab akan hadir. Dan, rombongan KASI berlalu dengan hati lega.

Ketika pemerintah yang diwakili Menteri Agama memilih hadir pada perayaan Waisak di Candi Borobudur, Gus Dur tetap memilih hadir di perayaan Waisak KASI.

Berikut ini penjelasan Gus Dur dalam buku tersebut: Ketika penulis menjawab ya, segera disusul dengan pertanyaan berikut, hadirkah Anda dalam acara KASI itu yang berbeda dari pemerintah? Penulis menjawab, akan hadir.

Apakah alasannya? Karena penulis yakin,

KASI mewakili para biksu dan agamawan dalam agama Buddha di negeri kita. Sedangkan Walubi adalah organisasi yang dikendalikan bukan oleh agamawan. Dengan kata lain, Walubi adalah organisasi milik orang awam (laymen).

Prinsip itulah yang penulis pakai sejak awal dalam bersikap pada sebuah organisasi agama.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara