• Tuesday, 28 July 2015
  • Ngasiran
  • 0

Senin (27/7/2015), rasa ingin tahu terhadap peta persebaran masyarakat Buddhis di Temanggung membuat saya mengiyakan ajakan teman untuk meliput dan melihat acara peletakan batu pertama pembangunan vihara di sebuah kampung tertinggi di Kaloran. Dengan mengendarai sepeda motor melewati jalan terjal dengan tanjakan tajam, sampailah saya di Dusun Ngadisari, Desa Tempuran, Kecamatan Kaloran. Rasa kantuk dan capek karena dua hari meliput acara Asadha di Candi Borobudur seakan hilang dengan sambutan ramah dengan wajah penuh seri umat Buddha Ngadisari yang akan mempunyai vihara baru setelah menunggu lebih dari dua tahun.

“Vihara yang dulu, yang sudah dibangun sejak tahun 1968 sudah terlalu sempit untuk digunakan umat sini dan tidak mungkin untuk melakukan pelebaran karena tanah vihara sempit dan sudah dihimpit rumah warga,” ujar Parlan (53) dari Dusun Ngadisari, “Umat kita ada 65 kepala keluarga dengan jumlah 141 jiwa umat Buddha.”

Umat Buddha Vihara Surya Putra adalah salah satu vihara yang umatnya masih antusias dalam mengikuti kegiatan-kegiatan Buddhis di vihara. Hal ini terlihat dari antusiasme umat yang hadir dan menunggu para bhikkhu sangha yang akan hadir dalam acara peletakan batu pertama. “Kita sudah berkumpul sejak dari jam 8 pagi. Kami berharap para bhikkhu nanti makan siang di sini,” ujar Jiman (31) pemuda Buddhis Vihara yang berada di daerah paling tinggi di Kaloran yang bergunung-gunung ini.

Wangmo Dixey, salah satu perwakilan dari International Tipitaka Chanting Ceremony dari Amerika yang datang bersama keluarga dan awak media dari Dhamma TV dan TVRI merasa terkejut dan bahagia melihat umat Buddha yang tinggal di daerah pedesaan dan semangat menjalankan ajaran Buddha.

“Saya tinggal di kota, dan merasa terkejut melihat umat Buddha yang begitu banyak dan semangat dalam berbuat kebajikan. Kebaikan sudah terlihat ketika kalian semua hadir di sini dan memberikan tempat untuk dibangun tempat yang mulia,” ujarnya.

“Walaupun saya dari Amerika dan suami saya dari Inggris dan Anda di daerah perkampungan, namun kita mempunyai kesamaan, sama-sama menganut ajaran Buddha untuk mengurangi penderitaan. Ini adalah permata, kebenaran yang Buddha ajarkan sejak dulu dan masih relevan sampai sekarang di mana pun kita berada,” jelas Wangmo.

Wangmo sendiri langsung memberikan bantuan 2000 dollar AS untuk membantu pembangunan vihara. Acara peletakan batu pertama dihadiri oleh 6 bhikkhu sangha dari dalam dan luar negeri, diantaranya Bhikkhu Dhammakaro dan Luangpo Jiew dari Thailand.

“Ini adalah kesempatan yang langka dan suatu karma baik bagi umat Buddha paling puncak di daerah Kaloran. Hadirnya para mahathera dan Wangmo beserta keluarga merupakan kebahagiaan sendiri bagi kita. Kalau biasanya kita melihat orang Amerika hanya di televisi, sekarang kita bisa berhadapan langsung dengan mereka,” ujar Bhikkhu Dhammakaro.

Acara sendiri dimulai dengan puja bakti yang dipimpin oleh Udiatno, ketua Magabudhi Temanggung, pembacaan paritta oleh para bhikkhu sangha, pemberkatan dan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Luangpo Jiew. Dalam kesempatan ini, Luangpo Jiew juga memberikan buku dan alat tulis kepada anak-anak yang masih sekolah. Bantuan diserahkan langsung oleh Rinpoche, anak lelaki Wangmo.

Lahan dengan luas 790 m2 rencananya akan dibangun sebuah Dhammasala dan kuti. “255 m2 merupakan tanah hibah dari Bapak Budiono, sementara yang depan 540 m2 dibelikan oleh Bhikkhu Dhammakaro,” jelas Parlan.

“Kami berharap dengan dibangunnya vihara yang lebih besar, umat semakin antusias dalam menjalankan ritual keagamaan. Kami mempunyai kegiatan rutin, yaitu sekolah minggu, baca paritta setiap malam dan pertemuan selapanan (delapanan), namun jarang sekali ada bhikkhu yang hadir, dan jarang pembinaan. Jadi kami sangat senang kalau seandainya ke depannya ada bhikkhu yang sering datang membimbing kami,” tambahnya.

Temanggung sendiri merupakan salah satu basis agama Buddha terbesar bukan hanya di Jawa Tengah, namun juga di seluruh Indonesia. Ada sekitar 90 vihara yang tersebar di seluruh wilayah Temanggung.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara