• Thursday, 3 April 2025
  • Surahman Ana
  • 0

Foto: Dok. Cetiya Panna Sikkha

Pada 28 Maret 2025, gempa bumi berkekuatan 7,7 magnitudo mengguncang wilayah Sagaing di Myanmar tengah, dengan episentrum dekat Mandalay, kota terbesar kedua negara tersebut. Menurut laporan BBC News Indonesia, gempa ini menyebabkan lebih dari 2.000 korban jiwa, 3.900 orang luka-luka, dan 270 orang hilang. Selain itu, lebih dari 10.000 bangunan mengalami kerusakan atau runtuh, meninggalkan banyak warga tanpa tempat tinggal. Bantuan internasional mulai berdatangan. Namun, infrastruktur yang rusak menghambat distribusi logistik, sehingga korban masih kesulitan mendapatkan air bersih, pakaian, makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal.

Sangha Theravada Dhammayut Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban bencana gempa bumi yang terjadi di Myanmar. Bantuan tersebut diserahkan pada tanggal 1 April 2025 melalui posko bantuan bencana Myanmar yang berlokasi di MAKO Koarmada RI, Jakarta Pusat. MAKO Koarmada RI dipilih sebagai posko karena memiliki akses logistik yang terhubung langsung dengan jalur distribusi bantuan internasional. Penyerahan bantuan ini merupakan wujud solidaritas dan ajaran kasih sayang dalam Buddhisme. Sangha Theravada Dhammayut Indonesia berkomitmen membantu korban bencana di mana pun mereka berada.

Bantuan tersebut akan segera dikirimkan ke Myanmar menggunakan pesawat C-130 Hercules milik TNI, yang dijadwalkan berangkat pada 3 April 2025 dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. TNI dipilih sebagai mitra karena memiliki pengalaman dalam distribusi bantuan ke daerah bencana dan akses logistik yang luas.

“Kerja sama dengan TNI memastikan bantuan dapat sampai ke lokasi terdampak dengan lebih cepat dan efisien. ‘Bekerja sama dengan TNI sangat membantu kelancaran pengiriman bantuan ini. Kami berharap ini dapat meringankan beban korban gempa,’ kata YM. Bhikkhu Abhipunno Thera, Sekretaris Sangha Theravada Dhammayut Indonesia.”

Laporan dari tim di lapangan menyebutkan bahwa banyak korban mengalami kesulitan menghadapi cuaca malam yang dingin akibat minimnya selimut dan tenda. Selain itu, mereka masih sangat membutuhkan pakaian, makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal.

Total bantuan yang diberikan terdiri dari 65 box dengan berat 767,1 kilogram. Bantuan ini berisi selimut, terpal, peralatan P3K, perban, kassa, pakaian, obat-obatan, masker, dan berbagai kebutuhan mendesak lainnya. Barang-barang ini diharapkan dapat membantu ribuan korban yang masih berjuang di tengah keterbatasan fasilitas kesehatan dan tempat tinggal.

Aksi kemanusiaan ini menjadi bukti nyata kepedulian komunitas Buddhis terhadap sesama. “Kami bersyukur dapat berkontribusi dalam membantu korban gempa. Ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk berbagi dan meringankan penderitaan mereka,” ujar Nicky Winiadi dari Cetiya Panna Sikkha.

Bantuan masih sangat dibutuhkan, terutama dalam bentuk selimut, perban, tenda terpal, kit sanitasi, sleeping bag, obat-obatan, antiseptik, dan biscuit.

Barang donasi dapat disalurkan melalui check point di Cetiya Panna Sikkha, Ruko Mutiara Taman Palem Blok A3 No. 10, 11, 15, Cengkareng, Jakarta Barat, hingga 6 April 2025. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi CS di 0822-7785-8188.

“Kami tidak bisa tinggal diam melihat penderitaan saudara-saudara kita di Myanmar. Bantuan ini adalah bentuk kepedulian dan wujud nyata ajaran kasih sayang Sang Buddha,” ujar YM. Bhikkhu Dhammavuddho Thera, Ketua Sangha Theravada Dhammayut Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *