• Friday, 17 February 2012
  • Sutar Soemitro
  • 0

Maladewa, sebuah negara kepulauan kecil yang terdiri dari 1200 pulau di lautan lepas sebelah selatanIndia, Selasa (14/02/2012) lalu dikejutkan oleh sebuah insiden penyerangan terhadap Museum Nasional.

Para penyerang mengobrak-abrik koleksi patung batu koral dan batu cadas, termasuk sebuah patung enam wajah dan patung kepala Buddha setinggi 1,5 kaki. Pejabat setempat mengatakan, para ekstrimis menyerang patung-patung tersebut karena mereka meyakini patung dilarang oleh agama mereka (Islam) dan hukum negara.

Maladewa mengenal Buddhisme kurang lebih tahun 250 hingga abad ke-12, sebelum raja yang berkuasa mengubahnya menjadi kerajaan Islam.

Aksi vandalisme ini mengingatkan kita pada perusakan patung Buddha Bamiyan di Afghanistan oleh ekstrimis Taliban tahun 2001.

Aksi perusakan artefak Buddha ini mungkin hanya sebuah gejala adanya persoalan lebih luas di Maladewa. Kejadian ini terjadi pada hari yang sama saat Mohamed Nasheed yang terpilih menjadi presiden melalui pemilu demokratis pertama di negara tersebut pada tahun 2008, harus terusir dari istananya karena kudeta. Kelompok Islam dan partai oposisi menuding Nasheed tidak memiliki moralitas yang memadai dan menimbulkan kemarahan publik karena memperbolehkan penjualan minuman beralkohol di hotel-hotel.

Sebuah laporan dari Maladewa menyebutkan, kerusakan yang ditimbulkan oleh kaum ekstrimis ini diantaranya adalah pada sebuah patung kepala Buddha dari batu koral yang merupakan salah satu benda paling penting yang dimiliki museum. “Kerusakan lain termasuk patung Bohomala, patung kera, dan sebuah patung dewa air Hindu yang telah patah, Makara, dimana dua buah patung lima wajah ditemukan di Maladewa juga rusak –satu-satunya peninggalan arkeologis yang menjadi bukti keberadaan Buddhisme di Maladewa.”

Ali Waheed, direktur Museum Nasional, yang dibangun sebagai hadiah dari pemerintah China, mengatakan bahwa pemerintah mungkin bisa membangun kembali dua atau tiga patung yang rusak, tapi selebihnya tak bisa diperbaiki. “Koleksi yang ada benar-benar hancur,” kata Waheed. “Keseluruhan bukti sejarah sebelum Islam telah hilang.” (wildmind.org)

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara