• Thursday, 2 June 2022
  • Deny Hermawan
  • 0

Klenteng Gie Yong Bio adalah salah satu tempat peribadatan Tionghoa di Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Ada karakter unik yang dipuja di altar ini, yang merupakan orang Jawa tokoh Lasem tempo dulu. Raden Mas Panji Margono namanya. 

Panji Margono adalah seorang keturunan trah Panji Lasem yang juga salah satu Pahlawan Lasem di pertempuran melawan VOC dalam Perang Kuning. Ia adalah putra dari seorang Adipati Lasem bernama  Tejakusuma V (Raden Panji Sasongko). Pada saat Perang Kuning, ia menggunakan nama samaran Tan Pan Ciang dan dicatat dalam Babad Tanah Jawi sebagai Encik Macan.

Selain Raden Panji Margono, dalam peristiwa Perang Kuning tersebut, terdapat beberapa tokoh lainnya, yaitu Oey Ing Kiat atau Tumenggung Widyaningrat yang pada saat itu sebagai Adipati Lasem keturunan Tionghoa, dan Tan Kee Wie seorang guru Kung Fu yang juga keturunan Tionghoa.

“Mereka berperang bersama Kyai [Ali] Badawi, keturunan Arab, yang mengajak berjihad di hari Jumat melawan Belanda,” terang Bhikkhu Piyadhiro dari Vihara Ratanavana Arama Lasem, saat melakukan kunjungan ke Klenteng tersebut, beberapa waktu lalu.

Geger Pecinan atau pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia dan sekitarnya terjadi di tahun 1740-an. Dari kejadian tersebut orang-orang Tionghoa melarikan diri ke daerah Semarang, dan meluas ke Lasem. Dari situlah VOC melakukan pengejaran hingga ke Lasem. Namun kedatangan VOC ditolak oleh Oey Eng Kiat, Raden Panji Margono, dan Tan Kee Wie, hingga terjadi perlawanan dahsyat, yang kemudian dikenal sebagai Perang Kuning.

Tan Kee Wie gugur pada peristiwa itu, yaitu pada tahun 1742. Disusul oleh Raden Panji Margono dan Oey Eng Kiat, yang juga gugur di medan peperangan pada pada tahun 1750.

Perlawanan masyarakat Lasem yang terdiri dari orang-orang peranakan Tionghoa, Jawa dan Santri Lasem memang kalah dalam melawan VOC Belanda. Namun kisah heroik ketiganya dimonumenkan dalam bentuk Kelenteng Gie Yong Bio.

Klenteng ini dibangun oleh warga Tionghoa Lasem pada tahun 1780. Guna mengenang kepahlawanan Raden Panji Margono, di klenteng ini juga dibuatkan altar berpatung Raden Panji Margono yang bukan orang Tionghoa. Yang semacam ini kelihatannya hanya satu-satunya di dunia. 

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara