• Monday, 2 November 2015
  • Sutar Soemitro
  • 0

Bhikkhu Bhadra Joti memberi tantangan kepada pengurus Sarjana dan Profesional Buddhis Indonesia (SIDDHI) periode 2015-2018 yang baru dilantik untuk ikut memecahkan persoalan ekonomi umat Buddha di pedesaan.

Bhante Joti belum lama ini mengunjungi umat Buddha di pedesaan di Lampung. Banyak umat yang mengeluhkan kemarau panjang dan kebakaran di mana-mana, semua tanah kering, tidak bisa diolah lagi dan tidak ditanami apa pun.

Para sarjana dan profesional muda seharusnya bisa memberikan inovasi untuk mengatasi masalah-masalah ini untuk mengolah tanah kering ini agar bisa ditanami, lalu hasil tanaman ini akan diarahkan ke mana. Karena yang terjadi saat ini adalah sering masuk orang-orang yang memberikan modal, namun justru hasil para petani dikorupsi atau dikenai bunga pinjaman yang tinggi.

Sebagai anak petani, Bhante Joti tahu persis betapa susahnya hidup menjadi petani, sehingga banyak orangtua yang menyarankan anaknya agar tidak menjadi petani. “Kenapa umat Buddha sulit berkembang di daerah? Karena kenyataannya jarang sekali petani-petani sekarang ini, anaknya disuruh jadi petani lagi. Itu tidak ada,” ujar Bhante Joti prihatin.

Ia juga mengkritisi umat Buddha yang justru datang ke umat Buddha di pedesaan dengan melakukan baksos.

“Baksos membuat seseorang hanya menunggu, menadah. Jangan jadikan mereka jadi pengemis. Mereka lebih membutuhkan bantuan bagaimana cara bertani, menyimpan hasil bumi, menjual hasil tani, hingga menyimpan uang,” tegas Bhante.

Ia berharap agar keadaan ekonomi umat Buddha di pedesaan sama baiknya dengan yang di perkotaan.

“Tanpa ekonomi yang kuat, akan menjadikan moral tidak terjaga. Kenapa moral bisa dijaga? Karena ekonominya berkembang dengan baik. Di saat ekonomi kekurangan, jangankan moral, saling membunuh itu yang terjadi. Bahkan sering terjadi pindah agama,” jelasnya.

Bhante Joti mengakhiri, “Semoga sarjana dan profesional Buddhis mampu menjawab tantangan ini.”

Kepengurusan baru SIDDHI yang dipimpin kembali oleh Sujanto Latip dilantik di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta pada Sabtu (31/10) oleh Ketua Umum MBI Piandi. Sujanto terpilih kembali sebagai ketua melalui kongres ke-4 pada tanggal 24-25 September 2015 lalu di tempat yang sama. (Baca Kepengurusan Baru SIDDHI Periode 2015-2018 akan Lebih Fokus pada Ekonomi)

Sujanto mengingatkan kembali visi dan misi SIDDHI bisa dicapai dengan dua cara. “Yang pertama adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia Buddhis, yang kedua adalah bagaimana meningkatkan perekonomian di komunitas Buddhis,” jelas Sujanto.

Ia juga menegaskan kembali bahwa kepengurusan yang baru berfokus pada penajaman di bidang ekonomi. Saat ini SIDDHI telah memiliki beberapa unit bisnis, diantaranya SIDDHI tour and Travel dan SIDDHI Florist di Jakarta, serta SIDDHI Consulting Group di Medan.

Untuk mempercepat pemberdayaan di bidang ekonomi, SIDDHI juga meluncurkan aplikasi SIDDHI Mobile Apps. Saat ini aplikasi ini baru tersedia untuk Android, segera menyusul untuk iOS. Aplikasi ini berfungsi untuk pelayanan umat, dan juga untuk memperkuat jaringan sesama anggota SIDDHI dan komunitas Buddhis secara luas pada umumnya. SIDDHI saat ini telah hadir di kota Jakarta, Medan, Padang, Palembang, Lampung, dan Surabaya.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara