• Monday, 9 December 2019
  • Ngasiran
  • 0

Bupati Temanggung (Muhammad Al Khadziq), Perwakilan Gubernur Jawa Tengah (Agus), Kepala Dusun Krecek (Sukoyo), dan Ketua Panitia (Walmin) secara bersama membunyikan kentongan sebagai tanda dibukanya Festival Dusun Krecek, Sabtu (30/11). Pembukaan dilakukan di panggung utama yang berlokasi di area Paud Saddhapala Jaya, Dusun Krecek, Temanggung.

Festival Dusun Krecek dikemas dalam bentuk suguhan berturut-turut selama tiga hari; Sabtu 30 November – Senin 2 Desember 2019. “Ini spesial bagi kami masyarakat Dusun Krecek, kalau sebelumnya Merti Dusun (bersih desa) hanya dilakukan secara sederhana yaitu, membersihkan area lingkungan dusun, gendurian bersama sebagai bentuk rasa syukur terhadap berkah yang kami terima dan menggelar pentas kesenian satu hari, kali ini kami buat berbeda yaitu menggelar festival,” turut Walmin, ketua panitia acara ini.

Festival Dusun Krecek menyuguhkan berbagai pentas seni rakyat khas Temanggungan seperti; kuda kepang, topeng ireng, lengger juga musik kontemporer dengan yang masih terkait dengan kebudayaan Jawa. “Kami ingin melestarikan kebudayaan dan kesenian yang menjadi salah satu kekuatan identitas masyarakat Temanggung,” lanjut Walmin.

“Melalui festival ini, kami juga ingin membantu meningkatkan usaha kecil menengah masyarakat perdesaan. Karena itu, kita juga buka bazar produk-produk UKM (Unit Kegiatan Masyarakat) desa seperti kopi yang menjadi produk andalan masyarakat Temanggung, juga banyak stand kerajinan tangan masyarakat. Bapak/Ibu nanti bisa mengunjungi stand-stand bazar,” ajak Walmin mengakhiri laporannya.

Sementara itu, Muhammad Al Khadziq, Bupati Temanggung memberi apresiasi kepada masyarakat Kaloran yang mempunyai inisiatif menyelenggarakan festival. Gotong royong, toleransi yang menjadi napas kehidupan masyarakat sehari-hari juga menjadi nilai tersendiri, “Saya bangga Dusun Krecek dan Kecamatan Kaloran pada umumnya menjadi wilayah yang masyarakatnya memegang erat persatuan sehingga mampu menjadi banteng kebhinnekaan bagi Temanggung dan Indonesia.

“Saya senang dengan inovasi anak-anak muda Dusun Krecek, saya juga bahagia bisa ikut datang dalam pembukaan acara festival. Masyarakat berpesta Bupati diundang. Berbeda dengan biasanya, masyarakat senang Bupati tidak diundang, tapi kalau susah curhat di media sosial,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Hujan cukup lebat mengguyur Dusun Krecek saat pembukaan festival berlangsung. Meskipun demikian, tak menyurutkan antusias masyarakat yang hadir dari berbagai daerah, baik dari Temanggung, Jakarta, Solo dan Surabaya. Selain masyarakat, acara pembukaan Festival Dusun Krecek juga dihadiri oleh pejabat Muspika dan Muspida, Bhikkhu Sangha, dan tokoh lintas agama.

Dalam rintik hujan, usai pembukaan di panggung festival, seluruh hadirin dan masyarakat yang hadir melakukan arak gunungan hasil bumi sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang didapat.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara