• Monday, 14 February 2022
  • Deny Hermawan
  • 0

Kementerian Agama RI, Pemda DIY, Pemda Jawa Tengah dan beberapa instansi terkait menggelar Penandatanganan MoU Pemanfaatan Candi Prambanan, Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Candi Pawon untuk Kepentingan Umat Hindu dan Buddha Indonesia dan Dunia. Acara digelar Jumat, 11 Februari 2022, di Pendopo Kantor Gubernur DIY.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang hadir secara daring menyampaikan, penandatanganan MoU dilakukan untuk mewujudkan aspirasi umat Hindu dan Buddha untuk lebih mudah memanfaatkan Candi Prambanan dan Borobudur guna kepentingan keagamaan.

Hal ini penting, karena ia menilai, selama ini umat Hindu dan Buddha sangat dekat dengan budaya Nusantara, dan telah menjadi unsur pembentuk karakter dan jati diri bangsa.

“Kita akan terus mendorong terlaksana kesepakatan ini,” kata Yaqut.

Dirinya merasa, Prambanan dan Borobudur, maupun candi-candi lain secara nyata memiliki pesona yang luar biasa, baik dari sisi spiritual, kebudayaan, maupun keindahan alam sekitar. Ia juga berharap dengan kesepakatan ini candi bisa lebih dimanfaatkan dalam perspektif spiritual.

[MoU] harus dimaknai sebagai salah satu aspek penting dalam melestarikan candi sebagai cagar budaya warisan nenek moyang,” katanya.

Pemerintah menurutnya telah berusaha mewujudkan Prambanan dan Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas. Dengan adanya MoU ini menurut dia akan memberikan kesempatan bagi umat Hindu dan Buddha bisa turut melakukan pengelolaan candi, melalui stakeholder yang terkait.

“Candi Prambanan dan Borobudur tidak hanya dipakai dalam arti komersialisasi monumennya saja, namun juga [untuk kepentingan] spiritual, sosial, ekonomi, dan yang lainnya,” kata dia.

“Cita-citanya menjadikan Candi Prambanan dan Borobudur, Mendut, dan Pawon seperti Ka’bah dalam umat muslim,” imbuh Yaqut.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang ikut melakukan penandatangan MoU menyatakan, masing-masing pemerintah daerah harus bisa memfasilitasi kesepakatan. Ke depan akan dilakukan pertemuan antara pemda dengan masing-masing kelompok agama mewujudkan mekanisme konkret di dalam penanganan untuk aktivitas keagamaan di keempat candi.

“Kalau di Jogja yang Hindu [aktivitas keagamaan di Prambanan], bagaimana mekanismenya dan sebagainya. Mungkin juga dengan BUMN di bidang pariwisata yang menangani Borobudur dan Prambanan. Sehingga jelas itu nanti tidak menimbulkan kesalahpahaman,” kata Sultan.

Perwakilan tokoh Hindu AAGN Ari Dwipayana menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah, karena sudah membuka jalan bagi pemanfaatan candi untuk kepentingan religius, spiritual, ekonomi, dan pendidikan. Jalan yang sudah dibuka ini menurut dia sangat berarti dan bermakna bagi umat Hindu di tanah air untuk menjalankan ibadah.

“Kita harus mengetahui bahwa Candi Prambanan merupakan salah satu masterpiece Indonesia, selain Candi Borobudur. Karena dari Candi Prambanan, kita tahu bahwa Indonesia memiliki peradaban yang luar biasa di masa lalu,” katanya.

Ia meneruskan, Candi Prambanan berdampingan dengan Candi Sewu yang bercorak Buddhis. Itu membuktikan bahwa di masa lalu, kemajemukan dan penghormatan terhadap perbedaan itu sudah dipraktikkan oleh leluhur bangsa.

“Menjaga candi, baik Candi Prambanan maupun Candi Borobudur, adalah juga juga menjaga keindonesiaan kita,” tegas Koordinator Staf Khusus Presiden Jokowi ini.

Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera selaku tokoh pemuka agama Buddha memberikan usul supaya dibuatkan pendopo khusus di kawasan Borobudur atau mungkin juga di candi lain.

Ini agar umat Buddha bisa beribadah secara layak, dan pengunjung yang berkeyakinan lain bisa sekadar menikmati keheningan atau merasakan suasana spiritual dengan lebih nyaman.

“Inisiatif [ini] justru dari beliau, dari Ngarsa Dalem [Sultan],” tuturnya.

“Pendopo itu bukan wihara, bukan tempat ibadah permanen. Hanya pendopo saja terbuka, tetapi kita bisa melihat Candi Borobudur. Umat Buddha bisa duduk bermeditasi, membaca paritta, dan Ngarsa Dalem mengatakan, ada tempat untuk menancapkan dupa,” harapnya.

Sedangkan Hartati Murdaya mewakili WALUBI mengaku bersyukur bahwa Pemerintah telah memaksimalkan Borobudur sebagai aset nasional, sehingga mampu mendatangkan banyak turis dari berbagai penjuru dunia. Ini menurutnya penting, untuk bisa mendongkrak perekonomian warga sekitar candi, yang terdampak adanya pandemi COVID-19.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara