• Monday, 27 August 2018
  • Victor A Liem
  • 0

“Anteng meneng tanpo wicoro.”

Ada yang mengatakan sikap yang diam, kalem, tidak banyak berbicara, itu akan nampak lebih berwibawa. Namun yang dimaksud dengan diam, dalam hal ini, bukan agar kelihatan berwibawa.

Diam itu bagian dari cara berpuasa. Poso wicoro. Berpuasa (poso) bukan hanya sebatas puasa makan dan minum. Berpuasa itu adalah latihan mengendalikan diri.

Dalam suatu pembicaraan baik formal maupun tidak formal, mudah sekali ego ini terpancing. Pembicaraan yang seperti tidak mau kalah berbicara, menjatuhkan lawan bicara, menyombongkan diri, dan lain-lain, itu jika dilakukan terus-menerus maka hanya akan membesarkan ego.

Puasa wicara itu tujuannya agar tidak mengumbar perkataan yang egosentris. Karena itu “Sing meneng berarti rumongso.” Yang diam itu berarti yang menyadari dan itu yang membuat selalu ingat untuk mengatasi hal-hal yang egosentris.

Baca juga: Puasa dalam Pandangan Agama Buddha

Dalam kisah Mahabharata, Karna selalu memusuhi Arjuna demi menunjukkan pengakuan akan kemampuan dirinya. Karna dimanfaatkan oleh Duryudana, dan Karna tetap memusuhi pihak pandawa. Diceritakan Karna pada akhirnya menyadari kesalahannya dan memilih kalah oleh Arjuna setelah mendapat nasihat dari Krishna.

Hal-hal egosentris membuat seseorang terkondisi pada persaingan. Walaupun pengakuan seperti itu memiliki dasar kebenaran. Namun ini bukan mengenai benar atau salah. Jika beban “kebenaran” itu juga selalu berada pada siklus ketegangan yang sama. Lalu apalah artinya kebenaran?

Kebenaran semestinya adalah yang mampu memberi kebijaksanaan yang menuntun pada kedamaian. Itulah mengapa Karna pada akhirnya memilih mati oleh panah Arjuna. Mati di sini adalah melepas ego. Mati di sini adalah diam dalam arti yang sebenarnya, yaitu matinya Sang Ego.

Kecenderungan untuk meninggikan ego mesti diatasi dengan diam terlebih dahulu, dan itu adalah poso wicoro. Puasa wicara adalah jalan menuju kedamaian.

Victor Alexander Liem 

Desainer batik tulis. Tinggal di Kudus, Jawa Tengah.

=================

Ayo Bantu Buddhazine

Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara

Victor A Liem

Penulis adalah pecinta kearifan Nusantara dan penulis buku "Using No Way as Way"
Tinggal di kota kretek, Kudus, Jawa Tengah. Memilih menjadi orang biasa, dan menjalankan laku kehidupan sehari-hari dengan penuh suka cita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *