56 anggota Sangha lintas sekte mengikuti pindapatta yang pertama kalinya di Balai Kota Solo, Sabtu (10/6). Pindapatta dimulai pukul 08.00 WIB yang diikuti oleh ribuan umat Buddha dari berbagai daerah khususnya Jawa Tengah. Para anggota Sangha yang hadir meliputi 12 bhikkhu, 16 samanera, 9 samaneri, dan 19 atthasalini. Acara juga dihadiri oleh para tokoh lintas agama yang ada di Kota Solo.
Metta Siri Sutrisno, Ketua Panitia menyampaikan umat yang mengikuti acara berasal dari daerah Jawa Barat hingga Jawa Timur.
“Umat yang ikut kurang lebih 1.300 dari berbagai daerah, dari wilayah Jawa Tengah terutama seperti Solo Raya, Temanggung, Boyolali, Magelang, ada juga dari Surabaya, Malang, bahkan ada yang dari Cirebon juga,” ungkap Sutrisno.
Pindapatta berlangsung selama satu jam melalui rute sepanjang kurang lebih 300 meter. Diawali dengan pelepasan satwa dan pembacaan paritta oleh anggota Sangha di Pendhapi Gedhe Balai Kota. Kemudian, dari Pendhapi Gedhe para anggota Sangha menyeberang jalan menuju tugu jam Pasar Gedhe. Sampai di tugu jam, berputar arah menuju perempatan Telkom dan kembali ke Pendhapi Gedhe. Acara ditutup dengan Anumodana Gatha oleh para anggota Sangha.
Bhante Cattamano, salah satu bhikkhu yang mengikuti pindapatta merasa terkesan dengan antusias umat yang datang. Bhante juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Wali Kota Solo.
“Ini kegiatan yang luar biasa, walaupun ini baru pertama kali diadakan di Kota Solo namun banyak juga umat Buddha yang datang dari berbagai kota di luar Kota Solo. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Wali Kota Solo yang telah memfasilitasi umat Buddha untuk dapat berkumpul dan berbuat baik,” kata Bhante.
Antusias umat yang datang menunjukkan bahwa kegiatan ini menjadi momen penting dan bersejarah bagi umat Buddha dan Kota Solo sendiri. Nampak beberapa umat lintas iman juga turut mempersembahkan dana kepada para anggota Sangha, semakin menguatkan citra Kota Solo sebagai Kota Toleransi yang saat ini menyandang peringkat ke-4 nasional.
Suasana kebahagiaan saat pindapatta serta keindahan Balai Kota menjadi kesan tersendiri bagi umat yang hadir, beberapa bahkan rela berangkat pagi-pagi dan menempuh jarak cukup jauh. Hal itu pula yang diungkapkan Atanatiya Paramita (22), umat Buddha asal Temanggung, Jawa Tengah.
“Pindapatta ini sangat menyenangkan, antusias umat dan warga sangat luar biasa. Ornamen-ornamen yang dipasang juga sangat mengesankan. Saya dari Temanggung bangun jam 3 pagi, berangkat jam 4, sampai sini jam 6 tadi pagi,” ungkap Atanatiya. [MM]
=================
Ayo Bantu Buddhazine
Buddhazine adalah media komunitas Buddhis di Indonesia. Kami bekerja dengan prinsip dan standar jurnalisme. Kami tidak dibiayai oleh iklan. Oleh sebab itu, kami membuka donasi untuk kegiatan operasional kami. Jika anda merasa berita-berita kami penting. Mari bordonasi melalui Bank Mandiri KCP. Temanggung 1850001602363 Yayasan Cahaya Bodhi Nusantara